Assalamu'alaikumwarahmatullahi wabarakatuh
.
Bagaimana kabar ibu ibu semua?
Semoga Allah selalu memberikan kita perasaan, keimanan, keyakinan atas pengawasan Allah. hingga kita selalu menjaga prilaku dzohir dan bathin kita untuk selalu mengikuti ajaran Allah.
Semoga Allah selalu memberikan kita perasaan, keimanan, keyakinan atas pengawasan Allah. hingga kita selalu menjaga prilaku dzohir dan bathin kita untuk selalu mengikuti ajaran Allah.
Kita sudah menyelesaikan materi tentang syahadat. Saya berharap semoga diskusi syahadat dan syarat syaratnya yang telah kita lalui bisa membekas hingga kita benar-benar mampu mewarnai kehidupan kita dengan syahadat kita.
Materi yang telah lewat kita mendiskusiakn syahadat, dan untuk materi selanjutnya saya pilihkan tentang sholat. Karna saya menilai setelah keimanan, ibadah yang sangat utama bagi seorang muslim adalah sholat.
Baik mungkin nanti kita membahasnya dari sisi fiqihnya ataupun dari sisi filosofi sholat itu sendiri.
Sholat secara bahasa bermakna do'a. Makanya jika kita perhatikan semua bacaan sholat, selain pujian, tasbih, serta kalimat thoyibah lainnya maka isinya adalah doa. Dari mulai doa iftitah sampai salam penuh dengan hal hal seperti diatas. Dan sarat akan muatan doa. Maka, hakekat sholat sebenarnya manfaatnya akan kembali kepada pelakunya sendiri. Semakin seorang khusu' dalam sholatnya, maka semakin mantap juga doanya, dan doa yang begitu kuat, akan mengundang keridhoan dan pengkabulan dari Allah.
Bahkan dalam satu hadits Rasulullah menyampaikan, kondisi terdekat seorang hamba kepada Tuhannya adalah saat itu sujud ( sholat ). Seorang hamba yang tahu benar manfaat sholat, maka ia tidak akan pernah menyianyiakan segala kesempatan sholat yang bisa ia lakukan. Karena dengan dia sholat, dia sedang dalam kondisi terdekat dengan Tuhan yang Maha Pengasih, Maha Pemberi solusi, Maha Kuasa atas segala kehendakNya, Maha Pemberi rizki, Maha pemberi petunjuk dan segala keMahaan yang hanya dimilikiNya.
Dengan sholat ia sampaikan segala keluh kesahnya, dalam sholat ia rintihkan segala kegundahannya, dalam sholat ia tangiskan dirinya atas segala dosa yang telah ia lakukan, dalam sholat ia bisikan segala pengharapannya, dan dia yakin bahwa Allah pasti mendengarkanya, mengetahui segala masalahnya, mengabulkan segala pengharapannya. Dan dengan sholat itulah ia membangung hubungan kedekatan dengan Tuhannya.
Semakin ia khusu' semakin ia dekat denganNya. Jiwa yang khusu' dalam sholatnya akan sangat indah memancar dari jasadnya, jiwa itu akan menjadikan jasadnya selalu berprilaku mempesona, akhlaknya sempurna dan bersih dari segala prilakuk keji dan mungkar.
Sebagaimana Allah mengisyaratkan dalam ayatnya bahwa sesungguhnya sholat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Disini allah mengkaitkan akhlak dengan sholat. Perilaku dan perbuatan adalah akhlak. Jika sholatnya sempurna maka akhlaknya akan indah. Namun jika sholatnya hanya sebatas ritual rutin, yang kosong akan penjiwaan dan kekhusuan, maka sholat yang ia lakukan hanyalah beban yang ia rasakan berat dan bahkan prilakunya sedikitpun tidak akan pernah menjadi indah oleh sholat yang ia lakukan.
Dalam hadits Umar, dimana beliau dan sahabat lain yang sedang duduk-duduk bersama Rasulullah didatangi oleh sesosok pria yang asing bagi mereka, mereka tidak mengenalnya. Kemudian pria asing ini duduk berhadapan dengan Rasulullah, bahkan ia tempalkan lututnya ke lutut Rasulullah, ia duduk sangat dekat dengan Rasulullah. Lalu pria ini bertanya tentang apakah Islam, apakah Iman, hingga akhirnya ia bertanya apakah Ihsan?
Mendapat pertanyaan apakah Ihsan? Rasulullah menjawab, Ihsan adalah saat engkau beribadah kepada Allah seakan engkau merasakan ada dihadapan Allah, atau jika engkau tidak mampu untuk merasakan hal itu, maka yakinlah bahwa Allah pasti mengawasimu.
Itulah kekhusu'an ibadah, termasuk dalam sholat, ketika kita sholat seakan sedang dihadapan Allah, Allah melihat bagaimana kita mengangkat tangan, takbir, membaca fatihah dan seterusnya, maka akan mustahil bagi seorang yang dapat merasakan kehadiran Allah dihadapannya akan melakukan sholat asal-asalan saja.
Seorang yang benar-benar merasakan kehadiran Allah, seakan ia sedang dihadapan Allah, ia sedang melakukan perintah Allah dan Allah mengawasinya, maka ia akan lakukan semuanya dengan segala upaya kesempurnaan. Bahkan sebelum ia masuk ke dalam sholat itu sendiri, ia sempurnakan wudhu'nya, ia khawatir jika nanti setelah ia hadir dihadapan Allah kemudian ternyata wudhu'nya ternilai sesukanya. Kemudian dia memakai pakaian yang terbaik untuk sholat, karna ia sadar ia akan menghadap Dzat yang Maha Agung, Dzat yang Maha Indah, Dzat yang Maha Menilai..maka ia tidak ingin ketika ia telah hadir dihadapanNya, Allah kurang berkenan dengan pakaian yang ia kenakan.
Semuanya berusaha ia sempurnakan. Tidak sedikitpun ingin ia lakukan setengah-setengah. Mulai dari segala hal yang mengawali sholat, saat sholat, hingga selepas sholat ia lakukan dengan kesempurnaan. Filosofi khusu' ini akan terus menjalar dan mewarnai setiap waktu seorang muslim. Awalnya hal itu hanya ia rasakan saat ia beribadah saja. Ia rasakan hanya saat ia sholat saja. Namun sholat yang terus bersambung, dari subuh, disambung dengan dzuhur, lalu dilanjutnya dengan asar, disempurnakan dengan magrib, ditambah dengan isya' lalu di sela sela waktu wajib ini, baik sebelum atau sesudahnya ia tambahkan dengan sholat sholat sunnah. Ditambahkan juga dengan dhuha, tahajjud malam, akhirnya hampir tidak ada waktu yang berlangsung lama kecuali akan terisi dengan sholat. Hingga akhirnya perasaan selalu dihadapan Allah, diawasi Allah menjadi satu dalam setiap aktifitas kesehariannya, tidak ada lagi waktu yang lewat baginya kecuali ia merasa diawasi oleh Allah.
Dan jika seorang muslim sudah dalam tahapan ini maka semua aktifitasnya selalu terkontrol oleh ajaran allah, setiap aktifitasnya akan selalu diawali dengan pertanyaan apakah Allah akan ridho dengan ini? Kemarahan yang memancing akan dipertanyakan apakah ini diperbolehkan oleh Allah? Jika Allah tidak ridho, maka ia akan menghentikan kemarahan yang telah memancing nafsunya. Ia rendahkan emosinya dan ia tengadahkan diri kepada Allah dan ia berkata "Ya Allah akan tidak akan memperturutkan kemarahan ini, karna ini tidak akan engkau ridhoi." Keingingan untuk mendapatkan kekayaan secara singkat, ia tanyakan kepada Allah, hal ini dihalalkan atau tidak? Karna semua ini pasti akan dilihat oleh Allah. Jika ia tahu bahwa itu tidak diperkenankan maka ia tinggalkan itu. Seterusnya dan seterusnya
Dan inilah maksud dari firman Allah sebagaimana di atas bahwa sholat akan mencegah perbuatan keji dan mungkar. Yaitu sholatnya seorang muslim yang khusu'. Jika ada seorang yang nampak rajin beribadah, rajin sholat, namun prilakunya buruk maka pastikan bahwa sholatnya hanya sekedar ritual yang kosong akan penghayatan. Ada seorang yang sholat berjamaah di masjid namun pulang ia mencari kesempatan, kesempatan membawa sendal yang bukan miliknya, atau bahkan membobol kotak amal, atau mungkin mengambil harta sesama jamaah yang sedang sholat. Maka sholat yang telah ia lakukan sebenarnya hanya senam fisik yang gersang. Ia berdiri tanpa ada perasaan diawasi oleh Allah, bertakbir bibir namun hatinya menghina Allah, membaca fatihah yang didalamnya ada ikrar hanya akan beribadah kepada Allah namun sholat yang ia lakukan tidak ia lakukan sempurna untuk Allah. Rrukuknya, i'tidalnya, sujudnya ia lakukan tergesa gesa, tanpa ada ketenangan sama sekali, semuanya ia lakukan hanya sebatas mengikuti kebiasaan yang telah ia dapatkan dari kecil, semua bacaan yang ia baca layaknya mantra tanpa dimengerti, semuanya kosong tanpa bobot. Dan sholat seperti ini tidak akan pernah merubah prilaku dan akhlak seseorang ... selamanya.
Sholat yang khusu'lah yang akan menciptakan jiwa-jiwa yang tenang, takut kepda Allah, selalu mendahulukan Allah, dan segala kebaikan akan Allah turunkan kepadanya, baik yang sifatnya duniawi ataupun ukhrawi.
Jamaah semua, mungkin untuk kajian malam ini, sampai disini dulu. Ini muqoddimah materi sholat kita. In syaa allah pekan depan kita bisa mulai membahas tentang sholat itu sendiri. Mungkin berawal dari takbir yang kita ucapkan saat memasuki ibadah sholat.
Terimakasih.
Wassalamu'alaikumwarahmatullahi wabarakatuh.
*Ust. Fata Fauzi,Lc