Data per tanggal 28 April 2016
Ustadz : Fata Fauzi,Lc (Bidang Kajian Islam) -> Bogor
Ustadz : Bambang Sidik P,S.Pd (Bidang Kajian Parenting Ikhwan) -> Palembang
Ustadzah : Ityanu Rahmatin,S.Pd (Bidang Kajian Parenting Akhwat) -> Palembang
Admin : Sarindra Dewi GP,S.Pd / Ummi Ghazaa -> Bogor
AKHWAT
1. AD Tirtaningrum (Solo)
2. Adilah (Palembang)
3. Ambar (Depok)
4. Ami (Bogor)
5. Aminatu (Madiun)
6. Ancy (Makasar)
7. Anna (?)
8. Annisa Indah K (Solo)
9. Arny Al Khansa (Makasar)
10. Astri (?)
11. Atik (?)
12. Yayah (Karawang)
13. Inayati Soko (Bogor)
14. Siti (Bogor)
15. Icha/Bu Sugeng (Bogor)
16. Bu Taufik (Bogor)
17. Budiasih (Malang)
18. Bunda Ubay (Bogor)
19. Bunda Zahra (Madura)
20. Cita (Tegal)
21. Desmarita (Palembang)
22. Desy (?)
23. Dian (Bogor)
24. Dira (?)
25. Distya (?)
26. Admin DPU DT Bogor
27. Ely Zendra (?)
28. Euis (Jakarta)
29. Faliha (Jombang)
30. Fatimatus Solehah (Demak)
31. Fenny (Pekanbaru)
32. Fika Andina (Bogor)
33. Fitri Unitika (?)
34. Harti (?)
35. Indah (Bandung)
36. Irin (Tangerang Selatan)
37. Irmayani (?)
38. Istanti Kurniawati (?)
39. Izumarnie Nurdin (?)
40. Anggi (Bogor)
41. Justini Abdullah (Makasar)
42. Kresta (Jakarta)
43. Kanaqila (?)
44. Khansa (?)
45. Lia (?)
46. Lina Noer (?)
47. Linda Noviana (?)
48. Anggie (Bogor)
49. Lusiana (Solo)
50. Lussy (?)
51. Mega Rahmawati (Bogor)
52. Fitri (Solo)
53. Maya (?)
54. Mayang (Rembang)
55. Diken Martina (Depok)
56. Anandyawati (Bogor)
57. Isna (Klaten)
58. Pipit (Kudus)
59. Tafi (Cibinong)
60. Melta (Solo)
61. Mirza Hayati (Bekasi)
62. Nafila Hayati (Bogor)
63. Naura (Ambon)
64. Niswatin Ridyarti (Riau)
65. Novaya (Tangerang)
66. Novie (Bumiayu)
67. Nurhalimah (?)
68. Nurul Fatin (Tegal)
69. Nurul H (?)
70. Nurul Huda (Tegal)
71. Pepi (Malang)
72. Pusat Pustaka (?)
73. Rachmawati Istianah (Semarang)
74. Rahmah Garmila (?)
75. Rara (Jakarta)
76. Resty Utami (Bogor)
77. Ria (Bogor)
78. Rina Abyan (?)
79. Rini (?)
80. Safa (Bogor)
81. Sari (Jakarta)
82. Senja Susanti (?)
83. shanti Yulianti (Bogor)
84. Siti Baginda (?)
85. Sumiyati (?)
86. Susan (Tangerang Selatan)
87. Susi Anggraeni (Tangerang Selatan)
88. Tanti (Purwakarta)
89. Atin Inayatin (Lampung)
90. Ety (Lampung)
91. Iis Hidayati (Tangerang Selatan)
92. Kiki (Tangerang Selatan)
93. Tia (Bandung)
94. Tini Lasmi (Purwakarta)
95. Titing (Gresik)
96. Umi Kholisoh Nurna (Kendal)
97. Ummu Aqil (?)
98. Uswatun Khasanah (Balikpapan)
99. Ulfatul Firoh (Banyuwangi)
100. Wanti (Bogor)
101. Windi (Riau)
102. Yati (?)
103. Yulia (?)
104. Yuliastri (Kendari)
105. Laely Zuhruf I (Tegal)
106. Zulaiha (?)
IKHWAN
1. Adeknya AD Tirta (Solo)
2. Aris Munandar (Solo)
3. Ary Indra W (Surabaya)
4. Zainal Arifin (Bekasi)
5. Maulana (Tangerang Selatan)
6. Rizka Irawan (Kudus)
7. Rizky (?)
8. Saepul Rochman (Solo)
9. Suami Ancy (Makasar)
10. Suami Yayah (Karawang)
11. Suami Intan (?)
12. Suami Istanti (?)
13. Suami Maya (?)
14. Heru (Bogor)
15. Suami Tafi (Cibinong)
16. Suami Widya (Jakarta)
17. Suami Nurul (?)
18. Suami Ria (Bogor)
19. Suami Ririn (Tangerang Selatan)
20. Suami Ulfatul (Banyuwangi)
21. Suami AD Tirta (Solo)
Bismillah ... Blog ini saya buat untuk merangkum isi Kajian Islam yang ada di grup Whatsapp Sweet Ummi Shop agar memudahkan untuk dibaca semua orang. Mudah2an bisa menjadi kebaikan untuk ummat Allah di muka bumi ini. Amin. Rasulullah Shallallahualaihiwassalam bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)
Snow
Rabu, 27 April 2016
Selasa, 26 April 2016
PARENTING: Waktu yang Paling Tepat untuk Menasehati Anak
Assalamua'laikum wr wb.
Jamaah ummahat yang dicintai Allah. Alhamdulillah pagi ini saya diberi kesempatan untuk memberikan materi Parenting Islami kembali.
Jamaah ummahat yang hebat, semoga Allah senantiasa memayungi keluarga kita semua dengan cinta dan kasih sayangnya. Aamiin
Pada pagi ini insyaAllah kita akan sama-sama belajar tentang bagaimana Rosulullah mendidik Anak. Seringkali kita sebagai orangtua dibuat geleng-geleng kepala terhadap perilaku anak yang susah diberikan nasehat ataupun sebatas mendengarkan perkataan kita. Ternyata Rosulullah yang kita cintai mempunyai cara atau metode menyampaikan nasehat dengan melihat waktu yang tepat, sehingga apa yang kita arahkan dalam nasehat tersebut dapat dengan mudah diterima oleh anak-anak. Rosulullah juga menyampaikan suatu rahasia kepada seorang anak ditengah perjalanan agar dia mengingatnya.
Jamaah Online sweet ummi yang berbahagia, adapun waktu-waktu yang tepat tersebut adalah :
1) Dalam perjalanan
Rosulullah pernah mencontohkan memberikan nasehat kepada Ibnu Abbas R.A. pada saat Mereka melakukan perjalanan. Perjalanan dapat dengan berjalan kaki ataupun naik kendaraan. Pengarahan ini tidak dilakukan ditempat yang tertutup tetapi di udara terbuka ketika jiwa si anak dalam keadaan siap menerima pengarahan dan nasehat. Rosulullah juga menyampaikan suatu rahasia kepada seorang anak ditengah perjalanan agar dia mengingatnya.
2) Pada waktu makan
Pada saat anak-anak makan sering kali mereka melakukan kebiasaan-kebiasaan yang tidak seharusnya mereka lakukan yaitu mengenai adab dan tata cara makan yang benar. Dalam kesempatan inilah sangat penting bagi orangtua untuk mendampingi anak-anaknya pada saat makan. Di sanalah orangtua dapat menjelaskan tentang adab pada saat makam. Selain itu, pada saat makan inilah salah satu waktu yang tepat untuk memberikan pengarahan kepada anak-anak.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Umar bin Abi Salamah R.A. ia berkata:
"Aku masih anak-anak ketika berada dalam pengawasan Rosulullah saw. Tanganku bergerak ke.sana ke mari dari nampan makNan. Ros ulullah saw bersabda kepadaku, 'Hai anak kecil, ucapkanlah basmallah makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah yang ada dihadapanmu.' Sejak saat itu begitulah caraku makan."
"Aku masih anak-anak ketika berada dalam pengawasan Rosulullah saw. Tanganku bergerak ke.sana ke mari dari nampan makNan. Ros ulullah saw bersabda kepadaku, 'Hai anak kecil, ucapkanlah basmallah makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah yang ada dihadapanmu.' Sejak saat itu begitulah caraku makan."
3) Waktu anak sakit
Sakit itu dapat melunakkan hati yang keras pada orang dewasa. Apalagi pada anak-anak yang hatinya masih lembut dan mudah menerima. Anak kecil ketika sakit, ada dua keutamaan yang terkumpul padanya untuk meluruskan kesalahan-kesalah dan perilakunya bahkan keyakinannya, yakni keutamaan fitrah anak dan keutamaan lunaknya hati ketika sakit. Rosulullah pernah melakukan hal ini. Beliau pernah menjenguk seorang anal Yahudi yg sedang sakit dan mengajaknya masuk Islam.
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Anas RA ia berkata:
"Seorang anak Yahudi yang menjadi pelayan Nabi saw sakit. Nabi SAW mnjenguknya beliau duduk dekat kepalanya dan bersabda kepadanya, "Masuk islamlah engkau" Dia melihat ke arah bapaknya yang saat itu juga berada di sana. Si bapak berkata, "Turutilah Abul Qasim" Maka diapun masuk Islam. Nabi Saw pergi sambil berdoa "Segala puji bagi Allah yang Telah menyelamatkannya dari api neraka."
"Seorang anak Yahudi yang menjadi pelayan Nabi saw sakit. Nabi SAW mnjenguknya beliau duduk dekat kepalanya dan bersabda kepadanya, "Masuk islamlah engkau" Dia melihat ke arah bapaknya yang saat itu juga berada di sana. Si bapak berkata, "Turutilah Abul Qasim" Maka diapun masuk Islam. Nabi Saw pergi sambil berdoa "Segala puji bagi Allah yang Telah menyelamatkannya dari api neraka."
Demikianlah ketiga waktu utama yang Tepat untuk kedua orangtua dalam memberikan pengarahan kepada anaknya dan membangun kepribadiannya. Semoga dengan 3 waktu yang tepat tadi anak-anak kita dapat lebih mudah menerima nasehat-nasehat kita yang bernilai kebaikan-kebaikan. Sehingga mereka juga tumbuh dengan kebaikan-kebaikan itu dan kelak akan menjadi pribadi muslim yang tangguh yang akan berjuang untuk agama Allah. Aamiin
Saya tutup kajian online ini dg lafadz Hamdallah. Alhamdulillahirrobbil A'lamiin.
Saya mohon ampun kepada Allah dan mohon maaf kepada para jamaah online apabila terdapat kesalahan pembahasan.
Wassalamua'laikum warrohmatullahi wabaromatuh...
Selamat beraktivitas bersama keluarga di hari libur.
*Ustadzah Ityanu Rahmatin
PARENTING: Menyusun Visi dan Misi Keluarga
Assalamualaikum wr wb.
Mari kita awali dg ucapan basmalah...
Bismillahirrahmannirahim...
Materi parenting sebelumnya diakhiri dg hal-hal yg kita lakukan ketika bayi baru lahir.
Jamaah Sweet Ummi yg dirahmati Allah, materi saya lanjutkan tentang menyusun visi dan misi keluarga. Bagi sbagian pasangan suami istri mungkin ada yang sudah menyusun visi dan misi keluarga ketika awal menikah, tapi ada pula yang menysunnya ketika sudah mempunyai anak, bahkan ada juga yang keluarga yang tidak punya visi dan misi ๐ ๐ Tentunya kita sebagai keluarga muslim, akan mnyusun visi dan misi berdasarkan Al Qur'an dan hadits. Sehingga apapun yang diprogramkan dalam keluarga muslim adalah untuk mencapai keridhoan Allah yaitu dengan cara menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Dalam Surat At-Tahrim, ayat 6 disebutkan
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง ُููุง ุฃَُููุณَُูู ْ َูุฃَُِْููููู ْ َูุงุฑًุง
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka"
َูุง ุฃََُّููุง ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง ُููุง ุฃَُููุณَُูู ْ َูุฃَُِْููููู ْ َูุงุฑًุง
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka"
Ayat tersebut bisa menjadi dasar dalam menyusun visi bagi keluarga muslim. Seorang suami sekaligus ayah haruslah manusia yang bertaqwa. Karena dialah nahkoda yang akan membawa bahtera keluarganya, sementara istri dan anaknya adalah penumpang yang harus dijaga keselamatannya jiwa dan raganya. Seorang ayah adlah penanggungjawab utama sbuah keluarga.
Seorang ibu juga harus wanita orang yang bertaqwa, karena dari buaian tangannya seorang anak akan memproleh pendidikan yang pertama. Seorang ibu adalah sekolah yang pertama bagi anak-anaknya ( al ummu madrasatul ula). Ayah dan ibu harus mempunyai visi yang sama. Agar nantinya dapat menentukan cara-cara pencapain visi keluarga. Visi keluarga inilah yang akan menunjukan mau dibawa kemana bahtera keluarga kita. Visi inilah tujuan dari sebuah keluarga. Dengan visi keluarga, hidup sebuah keluarga akan menjadi lebih terarah dan teratur.
Jamaah Sweet Ummi yang penuh cinta, ketika kita telah menyusun visi, kita akan melanjutkannya dengan menentukan misi-misi sebagai usaha dalam pencapaian visi keluarga. Ayah dan ibu mempunyai hak yang sama dalam menentukan misi-misi apa saja yang akan dirancang. Buatlah beberapa misi-misi yang sudah disepakati bahkan bila perlu buat dalam bentuk catatan sehingga bisa menjadi reminder keluarga. Usahakan misi-misi ini dibuat dan disepakati dengan sukarela termasuk disetujui oleh anak-anak kita.
Visi dan misi sudah kita susun. Awali dengan bismillah dalam melaksakannya dan gantungkan segalaNya kepada Allah pemilik isi dunia agar tetap mengistiqomahkan keluarga kita menjalankan visi dan misi keluarga. Salah satu visi dan misi keluarga adalah memuat tentang pendidikan anak. Pendidikan anak bukan hanya tanggung jawab ibu saja, akan tetapi peran ayah dalam dalam pendidikan anak ternyata sungguh-sungguh sangat penting. Ibu-ibu mungkin sering mendengar tentang sebuah Kalimat Negri Tanpa Ayah. Kalimat ini memang benar adanya, tidak sedikit anak-anak di sekitar kita yang punya ayah tapi seolah-seolah tak punya ayah. Mereka miskin perhatian si ayah. Mereka miskin pertemuan fisik dengan si ayah. Karena banyak ayah berpikir bahwa mereka adalah mesin pencetak uang tanpa tanggung jawab yang lain. Padahal dialog di dalam Al Qur'an antara ayah-anak ada 14 kali, ibu dan anak ada 2 kali, dan 1 dialog anak dengan orangtua tanpa nama, seluruhnya tersebar dalam 9 dalam Al Qur'an. Itu artinya justru ayahlah yang seharusnya berpotensi lebih banyak berkomunikasi dengan anak.
Ibarat burung terbang, dia butuh 2 sayap. Sayap itu adalah kedua orangtuanya. Sehingga jangan sampai ada ketimpangan pemenuhan kebutuhan dari ayah dan ibu. Sedikit saya mengulang satu point yang pernah dibahas pada kajian sebelumnya bahwa anak tidak memilih kita sebagai orangtua. Kita yang menginginkan kehadirannya dalam kelurga kita. Dan Allahlah yang memilihkan putra-putri yang kita miliki sekarang. Kita punya tanggung jawab besar untuk menjalankan amanah tersebut. Termasuk bagaimana kita memberikan pendidikan kepada anak. Pendidikan yang kita berikan kepada anak jangan sampai keluar dari visi dan misi yang sudah kita buat.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat. Selamat menyusun visi dan misi keluarga bagi yg belum dan selamat istiqomah menjalakan visi dan misi keluarga bagi yang sudah menyusunnya. Semoga Allah selalu memudahkan langkah kita dalam menjalankan aktivitas di dalam keluarga. Aaminn...
Kita ucapkan hamdallah bersama-sama.
Alhamdulillahirrobil a'lamin...
Wassalamua'laikum Warohmatullahi Wabarokatuh...
๐๐๐
*Ustadzah Ityanu Rahmatin
KAJIAN: Syarat Sah Syahadat Al Mahabbah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Secara bahasa al mahabbah adalah cinta. Maksudnya ialah kecintaan terhadap segala hal yang diperintahkan oleh Allah. Ikrar kita, penuhanan kepada Allah, hendaknya menjadikan cinta sebagai landasan dalam setiap ibadah yang harus kita lakukan. Para ulama' mendefiniskan ibadah dengan melakukan perintah-perintah Allah dengan cinta.
Ketika seorang yang mencintai Allah, maka ia akan sangat tenang dalam sholatnya, ia sangat ringan untuk mengeluarkan zakatnya, ia akan sangat terobsesi dengan setiap amalan-amalan kebaikan yang disunnahkan Allah. Rasa cinta akan Allah ini tidak bisa dibuat-buat, karena ucapan cinta kepada Allah yang kita lafalkan lewat lidah kita akan terbaca oleh prilaku kita. Jika kita justru merasa terbebani dengan semua perintah Allah maka kecintaan yang kita ikrarkan lewat penuhanan hanya kepada Allah adalah satu kebohongan.
Satu kisah sangat menarik saat Rasulullah selalu saja mengingatkan Bilal untuk segera berazan mendirikan sholat begitu waktu sudah masuk waktu sholat. Rasulullah berseru kepada Bilal, "Arihni bisholah yang Bilal,"dan Rasulullah beberapa kali mengulanginya. Hingga akhirnya Bilal bergegas beradzan kemudian didirikanlah sholat. Seruan Rasulullah "Arihni bissholah ya Bilal ... rehatkan aku dengan sholat ya Bilal, bahagiakan aku dengan sholat ya Bilal."
Aktifitas duniawi bagi Rasulullah sangat menjemukan dan membosankan, serta sangat membebani. Hal yang bisa menjadikan ia fresh kembali, berenergi kembali, bahagia kembali, adalah sholat. Ia begitu suka cita saat waktu sholat datang, itu artinya beliau akan segera melakukan satu perbuatan yang ia sangat cintai. Berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan dan dilakukan oleh orang-orang munafik, yang syahadatnya tidak bisa melahirkan kecintaan kepada Allah dan ibadah kepadaNya. Mereka enggan untuk mewujudkan ikrar syahadatnya dalam bentuk ibadah dengan penuh kecintaan, mereka tinggalkan sholat, mereka akan mencari segala alasan untuk mereka seakan dibenarkan saat meninggalkan ibadah dan ketaatan kepada Allah, pekerjaan mereka jadikan alasan untuk meninggalkan kewajiban sholat, menutup aurat, dan sebagainya.
Allah berfirman, membuka kedok orang-orang munafik dalam satu ayat.
"Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali” (QS An Nisaa’: 142).
Dan ringan beratnya suatu ibadah, terbebani ataupun tidak, itu tergantung oleh sugesti tauhid mereka yang ada dalam ikrar syahadat kita. Jika sugesti keimanan kita tinggi, maka semuanya akan ringan, kecintaan dan harapan dalam ibadah yang ia lakukan mampu menepis segala bujuk rayu setan untuk kita meninggalkan ibadah itu, atau minimal mengalihkan orientasi ibadah kita, pengalihan orientasi ibadah dari Allah kepada mahkhluk, adalah riya', dan riya' ini akan menjerumuskan kita ke dalam kesyirikan khofie dan ternodanya kemurnian syahadat kita.
Beberapa pekan lalu saya betemu dengan seorang relawan kemanusiaan yang hidup di Suriah beberapa tahun terakhir ini, peperangan yang terjadi disana ternyata memanggil jiwa para muslimin dan mukminin untuk ikut memperjuangkan ummat Islam yang terdolimi di Suriah. Beliau bercerita, suatu ketika saat beliau sholat, beliau bersebelahan dengan seorang yang wajahnya bukan wajah Arab Suriah. Selepas sholat, mereka mengobrol dan ternyata pria itu adalah orang Perancis. Seorang pria Perancis yang belum lama masuk Islam, lalu ia terpanggil oleh penderitaan yang dialami saudara sesama muslim di Suriah. Akhirnya, ia kumpulkan penghasilan kerjanya, ia kuras semua uang tabungannya, ia jual barang-barang yang bisa ia jual. Untuk apa? Untuk membiayai jihad di Suriah.
Ia sadar medan jihad bukanlah pantai yang akan memberikannya pemandangan ombak yang indah. Ia sadar bahwa bumi jihad adalah bumi dimana nyawa dipertaruhkan, tubuh cacat untuk selamanya bisa dialami oleh para mujahidin akibat serangan bom ataupun terpaan peluru. Dan bahkan ketika ditanya, pria Perancis ini tidak ingin kembali ke Perancis lagi sampai ia syahid di medan jihad Suriah.
Mari kita lihat, begitu senangnya ia menghabiskan semua hasil kerja yang ia dapatkan, tabungan ia kuras, ia tinggalkan keluarga dan negaranya, demi apa? Demi jihad membela kehormatan ummat Islam yang terinjak injak oleh musuh-musuh Allah. Apa yang membuat ia begitu suka cinta dalam menyambut jihad ini? Apa yang membuat ia begitu ringannya melangkahkan kaki menuju medan jihad ini? Jawabnya adalah mahabbah ... kecintaan untuk taat kepada Allah yang lahir dari ikrar syahadat yang ia yakini.
Cinta inilah yang akan menjadikan seorang mujahid tersenyum ditengah kilatan peluru peperangan, cinta inilah yang menjadikan seorang muslim selalu ingin selalu ke masjid karna disana ia akan bertemu dengan Allah dalam sholatnya, cinta inilah seorang muslimah akan dengan bangga mengatakan " aku muslimah dan aku berhijab", cinta inilah yang menjadikan seorang istri untuk selalu taat kepada suaminya, cinta inilah yang akan menjadikan seorang muslim terbanggung ditengah malam untuk sholat sunnah menemui tuhannya, walaupun makhluk seisi dunia terlelap dalam tidur. Dan masih banyak lagi kisah teladan dengan tokoh para kekasih Allah yang mereka mencintai Allah melebih segalanya.
Seorang shohabiah yang begitu mencintai Allah dan RasulNya, bernama Nusaibah, saat gemuruh pasukan Islam berangkat meninggalkan kota madinah untuk berjihad di gunung uhud, yang saat itu sedang tertidur langsung terbangun, lalu membangunkan sang suami dengan membisikan dengan lembutkan ke telinga suaminya yang sedang tertidur bahwa pasukan jihad Rasulullah sedang berangkat. Mendengar bisikan istrinya, Said ( suami shohabiah Nusaibah ) bergegas bangun, dengan suka cita ia siapkan peralatan jihadnya, kudanya, dan bahkan shohabiah Nusaibah sempat berpesan kepada suaminya untuk tidak akan pulang sebelum menang.
Ia adalah muslimah yang mencintai Allah di atas segalanya, panggilan jihad ia jadikan sebagai momen untuk mempertegas ikrarnya bahwa ia siap untuk melepaskan siapa saja ataupun apa saja yang ia miliki untuk agama Allah, dan suaminyapun tidak mau kalah, ia begitu juga menjadikan Allah puncak atas segala cintanya. hingga akhirnya ia berjihad dan syahid.
Itulah cinta ... Mahabbah, menjadi sugesti ketaatan yang sulit ditemui pembandingnya. Semoga Allah membantu kita semua untuk menjadikan Allah semata kecintaan kita, menjadikan dunia remeh temeh yang ditinggalkan. Salah satu cara untuk menimbulkan kecintaan kepada Allah adalah dengan mengenal Allah, keagunganNya, kemahasempurnaanNya, keluasan rahmadNya, pengampunanNya, rizkiNya kepada kita semua. Semakin dalam kita mengenal Allah, maka kita akan semakin sadar betapa agungNya Allah dan betapa kerdilnya kita manusia yang tidak punya apa-apa. Semakin kita mengenal Allah, maka semakin dalam juga kecintaan kita kepadaNya. Mengenal Allah inilah yang biasa kita sebut dengan ma'rifatullah.
Wallahu a'lam, mungkin sampai disini dulu kajian sore kita, semoga bermanfaat, jika ada hal yang perlu didiskusikan.. dipersilahkan..
Wassalamu'alaikumwarahmatullahi wabarakatuh.
*Ustadz Fata Fauzi,Lc
KAJIAN: Syarat Sah Syahadat Al Ikhlas
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jamaah yang berbahagia, materi kali ini masih meneruskan syarat sempurnanya syahadat. Kita sudah membahas Al Fahmu, kemudian Al Yaqinu, kemudian Al Qobulu, kemudian Al Inqiyadu, dan terakhir kita mendiskusikan Ash Shidqu, dan In syaa Allah malam ini kita akan membahas syarat selanjutnya yaitu Al Ikhlashu.
Secara bahasa al ikhlashu ( ุงูุฅุฎูุงุต ) bermakna murni, tidak tercampur. Dalam kaitannya dengan syahadat kita adalah hendaknya ikrar syahadat kita, bahwa tiada tuhan selain Allah, akan melahirkan sebuah keyakinan akan ketuhanan Allah tanpa ada sedikitpun kesyirikan yang menodainya. Semua bentuk penuhanan, penyembahan, penghambaan, permohonan, pengorbanan hanya diarahkan untuk menuju Allah, untuk beribadah kepadaNya, mendapatkan ridhoNya, dalam rangka ketataan kepadaNya, bukan karena yang lain, atau karna Allah dan juga karna selain Allah. Kemurnian inilah yang dimaksudkan dengan ikhlash dalam bersyahadat.
Allah berfirman: "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al Bayyinah:5)
Dan ini menjadi dasar ketauhidan kita kepada Allah, yaitu mengesakan Allah, tanpa menyertakan yang lain selain Allah dalam penghambaan, penuhanan, ibadah, atau menuhankan selain Allah dengan cara mengabaikan Allah dan mendahulukan selain Allah. Penyertaan ketaatan, penghambaan dan penyembahan kepada selain Allah bersama dengan Allah ada kesyirikan. Hampir seluruh ritual dari kepercayaan selain ketauhidan adalah bentuk lain kesyirikan dimana para pengikutnya menyembah tuhan terbesar bersama dengan tuhan-tuhan lainnya yang dianggap sebagai bagian dari tuhan-tuhan yang mereka yakini.
Agama Kristen meyakini ada tuhan bapa, yang mereka yakini sebagai tuhan terbesar dan teragung, namun selain itu ada tuhan ruh qudus, dan tuhan anak. Ini kesyirikan. Jika saja mereka tidak menambahkan tuhan anak dan ruh qudus, maka mereka bertauhid kepada Allah. Hindu dan Budha, mereka meyakini banyak dewa sebagai pengatur alam semesta. Mereka menuhankan para dewa tersebut dan ini adalah kesyirikan.
Jika saja ada seorang muslim, ia menyembah Allah melalui sholatnya, segala ibadah yang ia lakukan namun disisi lain ia juga masih meyakini adanya kekuatan selain kekuatan Allah yang mengatur laut, ia mempunyai keyakinan ada penguasa gunung yang mengatur gunung-gunung, kekuatan itu bisa mengendalikan dan menentukan kapan gunung itu meletus, hingga mereka melakukan ritual untuk memohon agar mereka diselamatkan dari letusan gunung, atau mereka melakukan ritual agar kekuatan itu menahan gunung-gunung itu untuk tidak meletus, maka seorang muslim yang seperti ini telah jatuh kepada kesyirikan, karna ia telah menuhankan sosok lain selain Allah bersama Allah.
Ketauhidan dan syahadatnya telah tercoreng kemurniannya oleh kesyirikan yang ia lakukan, dan ini merupakan kesyirikan yang jelas, syirik jalli. Tidak ada yang mengendalikan laut kecuali Allah, tiada yang mengendalikan gunung, gurun, awan, angin, api dan semua makhluknya di alam semesta ini kecuali Allah. Untuk itu tidaklah pantas seorang muslim yang berikrar “tiada tuhan selain Allah” masih saja takut kepada selain Allah, karna semua dalam kendali Allah. Jikapun semua makhluk di alam semesta ini bersatu untuk mencelakaan seseorang, maka hal itu tidak akan pernah terjadi jika Allah tidak menghendaki, dan tidaklah aman seorang yang dibela dan dilindungi oleh semua makhluk di langit dan bumi jika Allah mentakdirkannya untuk celaka.
Selain syirik jalli ( kesyirikan yang jelas) ada juga kesyirikan yang samar ( syirik khofie). Hal ini sering terjadi namun kita tidak menyadarinya. Seorang yang melakukan satu ibadah karna ingin mendapatkan pujian dari makhluk, sedangkan ibadah itu hendaknya hanya murni untuk Allah, yang diharapkan dalam setiap ibadah adalah pujian dari Allah, penilaian dari Allah, pahala dari Allah, maka ia telah melakukan kesyirikan tersamar, karna ia telah memposisikan makhluk di posisi Allah. Banyak diantara kita yang masih saja lebih mementingkan dunia, mengabaikan Allah. Ia berikrar bahwa tuhan itu hanya Allah semata, namun ia lebih patuh kepada panggilan kerjanya hingga mengabaikan hak Allah, ia lebih mencintai hartanya dari pada kecintaannya kepada Allah, ia tidak sanggup untuk berpisah jauh dari keluarganya tapi ia justru jauh meninggalkan Allah, ini semua adalah bentuk dari penuhanan kepada selain Allah yang sering tidak nampak oleh mata dan juga jarang terdeteksi oleh hati, maka ia disebut dengan syirik khofie.
Syirik khofie akan menjadikan segala amal ibadah yang telah dilakukan menjadi sia sia, karna Allah maha pencemburu, ia tidak sudi disamakan dengan makhluknya, ia tidak sudi menerima ibadah yang motivasinya bukan karna ia semata, ia akan meninggalkan segala ibadah yang masih ada selain Allah disana.
Jamaah yang berbahagia, mungkin sampai disini dulu untuk material Al Ikhlas. Semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh.
*Ustadz Fata Fauzi,Lc
Langganan:
Postingan (Atom)