Snow

Selasa, 17 Mei 2016

KAJIAN: Muqoddimah Sholat

Assalamu'alaikumwarahmatullahi wabarakatuh
.
Bagaimana kabar ibu ibu semua?
Semoga Allah selalu memberikan kita perasaan, keimanan, keyakinan atas pengawasan Allah. hingga kita selalu menjaga prilaku dzohir dan bathin kita untuk selalu mengikuti ajaran Allah.
 
Kita sudah menyelesaikan materi tentang syahadat. Saya berharap semoga diskusi syahadat dan syarat syaratnya yang telah kita lalui bisa membekas hingga kita benar-benar mampu mewarnai kehidupan kita dengan syahadat kita.

Materi yang telah lewat kita mendiskusiakn syahadat, dan untuk materi selanjutnya saya pilihkan tentang sholat. Karna saya menilai setelah keimanan, ibadah yang sangat utama bagi seorang muslim adalah sholat.

Baik mungkin nanti kita membahasnya dari sisi fiqihnya ataupun dari sisi filosofi sholat itu sendiri.

Sholat secara bahasa bermakna do'a. Makanya jika kita perhatikan semua bacaan sholat, selain pujian, tasbih, serta kalimat thoyibah lainnya maka isinya adalah doa. Dari mulai doa iftitah sampai salam penuh dengan hal hal seperti diatas. Dan sarat akan muatan doa. Maka, hakekat sholat sebenarnya manfaatnya akan kembali kepada pelakunya sendiri. Semakin seorang khusu' dalam sholatnya, maka semakin mantap juga doanya, dan doa yang begitu kuat, akan mengundang keridhoan dan pengkabulan dari Allah.
Bahkan dalam satu hadits Rasulullah menyampaikan, kondisi terdekat seorang hamba kepada Tuhannya adalah saat itu sujud ( sholat ). Seorang hamba yang tahu benar manfaat sholat, maka ia tidak akan pernah menyianyiakan segala kesempatan sholat yang bisa ia lakukan. Karena dengan dia sholat, dia sedang dalam kondisi terdekat dengan Tuhan yang Maha Pengasih, Maha Pemberi solusi, Maha Kuasa atas segala kehendakNya, Maha Pemberi rizki, Maha pemberi petunjuk dan segala keMahaan yang hanya dimilikiNya. 

Dengan sholat ia sampaikan segala keluh kesahnya, dalam sholat ia rintihkan segala kegundahannya, dalam sholat ia tangiskan dirinya atas segala dosa yang telah ia lakukan, dalam sholat ia bisikan segala pengharapannya, dan dia yakin bahwa Allah pasti mendengarkanya, mengetahui segala masalahnya, mengabulkan segala pengharapannya. Dan dengan sholat itulah ia membangung hubungan kedekatan dengan Tuhannya.

Semakin ia khusu' semakin ia dekat denganNya. Jiwa yang khusu' dalam sholatnya akan sangat indah memancar dari jasadnya, jiwa itu akan menjadikan jasadnya selalu berprilaku mempesona, akhlaknya sempurna dan bersih dari segala prilakuk keji dan mungkar. 

Sebagaimana Allah mengisyaratkan dalam ayatnya bahwa sesungguhnya sholat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Disini allah mengkaitkan akhlak dengan sholat. Perilaku dan perbuatan adalah akhlak. Jika sholatnya sempurna maka akhlaknya akan indah. Namun jika sholatnya hanya sebatas ritual rutin, yang kosong akan penjiwaan dan kekhusuan, maka sholat yang ia lakukan hanyalah beban yang ia rasakan berat dan bahkan prilakunya sedikitpun tidak akan pernah menjadi indah oleh sholat yang ia lakukan.

Dalam hadits Umar, dimana beliau dan sahabat lain yang sedang duduk-duduk bersama Rasulullah didatangi oleh sesosok pria yang asing bagi mereka, mereka tidak mengenalnya. Kemudian pria asing ini duduk berhadapan dengan Rasulullah, bahkan ia tempalkan lututnya ke lutut Rasulullah, ia duduk sangat dekat dengan Rasulullah. Lalu pria ini bertanya tentang apakah Islam, apakah Iman, hingga akhirnya ia bertanya apakah Ihsan? 

Mendapat pertanyaan apakah Ihsan? Rasulullah menjawab, Ihsan adalah saat engkau beribadah kepada Allah seakan engkau merasakan ada dihadapan Allah, atau jika engkau tidak mampu untuk merasakan hal itu, maka yakinlah bahwa Allah pasti mengawasimu. 

Itulah kekhusu'an ibadah, termasuk dalam sholat, ketika kita sholat seakan sedang dihadapan Allah, Allah melihat bagaimana kita mengangkat tangan, takbir, membaca fatihah dan seterusnya, maka akan mustahil bagi seorang yang dapat merasakan kehadiran Allah dihadapannya akan melakukan sholat asal-asalan saja.

Seorang yang benar-benar merasakan kehadiran Allah, seakan ia sedang dihadapan Allah, ia sedang melakukan perintah Allah dan Allah mengawasinya, maka ia akan lakukan semuanya dengan segala upaya kesempurnaan. Bahkan sebelum ia masuk ke dalam sholat itu sendiri, ia sempurnakan wudhu'nya, ia khawatir jika nanti setelah ia hadir dihadapan Allah kemudian ternyata wudhu'nya ternilai sesukanya. Kemudian dia memakai pakaian yang terbaik untuk sholat, karna ia sadar ia akan menghadap Dzat yang Maha Agung, Dzat yang Maha Indah, Dzat yang Maha Menilai..maka ia tidak ingin ketika ia telah hadir dihadapanNya, Allah kurang berkenan dengan pakaian yang ia kenakan. 

Semuanya berusaha ia sempurnakan. Tidak sedikitpun ingin ia lakukan setengah-setengah. Mulai dari segala hal yang mengawali sholat, saat sholat, hingga selepas sholat ia lakukan dengan kesempurnaan. Filosofi khusu' ini akan terus menjalar dan mewarnai setiap waktu seorang muslim. Awalnya hal itu hanya ia rasakan saat ia beribadah saja. Ia rasakan hanya saat ia sholat saja. Namun sholat yang terus bersambung, dari subuh, disambung dengan dzuhur, lalu dilanjutnya dengan asar, disempurnakan dengan magrib, ditambah dengan isya' lalu di sela sela waktu wajib ini, baik sebelum atau sesudahnya ia tambahkan dengan sholat sholat sunnah. Ditambahkan juga dengan dhuha, tahajjud malam, akhirnya hampir tidak ada waktu yang berlangsung lama kecuali akan terisi dengan sholat. Hingga akhirnya perasaan selalu dihadapan Allah, diawasi Allah menjadi satu dalam setiap aktifitas kesehariannya, tidak ada lagi waktu yang lewat baginya kecuali ia merasa diawasi oleh Allah.

Dan jika seorang muslim sudah dalam tahapan ini maka semua aktifitasnya selalu terkontrol oleh ajaran allah, setiap aktifitasnya akan selalu diawali dengan pertanyaan apakah Allah akan ridho dengan ini? Kemarahan yang memancing akan dipertanyakan apakah ini diperbolehkan oleh Allah? Jika Allah tidak ridho, maka ia akan menghentikan kemarahan yang telah memancing nafsunya. Ia rendahkan emosinya dan ia tengadahkan diri kepada Allah dan ia berkata "Ya Allah akan tidak akan memperturutkan kemarahan ini, karna ini tidak akan engkau ridhoi." Keingingan untuk mendapatkan kekayaan secara singkat, ia tanyakan kepada Allah, hal ini dihalalkan atau tidak? Karna semua ini pasti akan dilihat oleh Allah. Jika ia tahu bahwa itu tidak diperkenankan maka ia tinggalkan itu. Seterusnya dan seterusnya

Dan inilah maksud dari firman Allah sebagaimana di atas bahwa sholat akan mencegah perbuatan keji dan mungkar. Yaitu sholatnya seorang muslim yang khusu'. Jika ada seorang yang nampak rajin beribadah, rajin sholat, namun prilakunya buruk maka pastikan bahwa sholatnya hanya sekedar ritual yang kosong akan penghayatan. Ada seorang yang sholat berjamaah di masjid  namun pulang ia mencari kesempatan, kesempatan membawa sendal yang bukan miliknya, atau bahkan membobol kotak amal, atau mungkin mengambil harta sesama jamaah yang sedang sholat. Maka sholat yang telah ia lakukan sebenarnya hanya senam fisik yang gersang. Ia berdiri tanpa ada perasaan diawasi oleh Allah, bertakbir bibir namun hatinya menghina Allah, membaca fatihah yang didalamnya ada ikrar hanya akan beribadah kepada Allah namun sholat yang ia lakukan tidak ia lakukan sempurna untuk Allah. Rrukuknya, i'tidalnya, sujudnya ia lakukan tergesa gesa, tanpa ada ketenangan sama sekali, semuanya ia lakukan hanya sebatas mengikuti kebiasaan yang telah ia dapatkan dari kecil, semua bacaan yang ia baca layaknya mantra tanpa dimengerti, semuanya kosong tanpa bobot. Dan sholat seperti ini tidak akan pernah merubah prilaku dan akhlak seseorang ... selamanya.

Sholat yang khusu'lah yang akan menciptakan jiwa-jiwa yang tenang, takut kepda Allah, selalu mendahulukan Allah, dan segala kebaikan akan Allah turunkan kepadanya, baik yang sifatnya duniawi ataupun ukhrawi.

Jamaah semua, mungkin untuk kajian malam ini, sampai disini dulu. Ini muqoddimah materi sholat kita. In syaa allah pekan depan kita bisa mulai membahas tentang sholat itu sendiri. Mungkin berawal dari takbir yang kita ucapkan saat memasuki ibadah sholat.

Terimakasih.

Wassalamu'alaikumwarahmatullahi wabarakatuh.

*Ust. Fata Fauzi,Lc

Rabu, 27 April 2016

Daftar Anggota Kajian Sweet Ummi Seluruh Indonesia

Data per tanggal 28 April 2016

Ustadz : Fata Fauzi,Lc (Bidang Kajian Islam) -> Bogor
Ustadz : Bambang Sidik P,S.Pd (Bidang Kajian Parenting Ikhwan) -> Palembang
Ustadzah : Ityanu Rahmatin,S.Pd (Bidang Kajian Parenting Akhwat) -> Palembang
Admin : Sarindra Dewi GP,S.Pd / Ummi Ghazaa -> Bogor

AKHWAT

1. AD Tirtaningrum (Solo)
2. Adilah (Palembang)
3. Ambar (Depok)
4. Ami (Bogor)
5. Aminatu (Madiun)
6. Ancy (Makasar)
7. Anna (?)
8. Annisa Indah K (Solo)
9. Arny Al Khansa (Makasar)
10. Astri (?)
11. Atik (?)
12. Yayah (Karawang)
13. Inayati Soko (Bogor)
14. Siti (Bogor)
15. Icha/Bu Sugeng (Bogor)
16. Bu Taufik (Bogor)
17. Budiasih (Malang)
18. Bunda Ubay (Bogor)
19. Bunda Zahra  (Madura)
20. Cita (Tegal)
21. Desmarita (Palembang)
22. Desy (?)
23. Dian (Bogor)
24. Dira (?)
25. Distya (?)
26. Admin DPU DT Bogor
27. Ely Zendra (?)
28. Euis (Jakarta)
29. Faliha (Jombang)
30. Fatimatus Solehah (Demak)
31. Fenny (Pekanbaru)
32. Fika Andina (Bogor)
33. Fitri Unitika (?)
34. Harti (?)
35. Indah (Bandung)
36. Irin (Tangerang Selatan)
37. Irmayani (?)
38. Istanti Kurniawati (?)
39. Izumarnie Nurdin (?)
40. Anggi (Bogor)
41. Justini Abdullah (Makasar)
42. Kresta (Jakarta)
43. Kanaqila (?)
44. Khansa (?)
45. Lia (?)
46. Lina Noer (?)
47. Linda Noviana (?)
48. Anggie (Bogor)
49. Lusiana (Solo)
50. Lussy (?)
51. Mega Rahmawati (Bogor)
52. Fitri (Solo)
53. Maya (?)
54. Mayang (Rembang)
55. Diken Martina (Depok)
56. Anandyawati (Bogor)
57. Isna (Klaten)
58. Pipit (Kudus)
59. Tafi (Cibinong)
60. Melta (Solo)
61. Mirza Hayati (Bekasi)
62. Nafila Hayati (Bogor)
63. Naura (Ambon)
64. Niswatin Ridyarti (Riau)
65. Novaya (Tangerang)
66. Novie (Bumiayu)
67. Nurhalimah (?)
68. Nurul Fatin (Tegal)
69. Nurul H (?)
70. Nurul Huda (Tegal)
71. Pepi (Malang)
72. Pusat Pustaka (?)
73. Rachmawati Istianah (Semarang)
74. Rahmah Garmila (?)
75. Rara (Jakarta)
76. Resty Utami (Bogor)
77. Ria (Bogor)
78. Rina Abyan (?)
79. Rini (?)
80. Safa (Bogor)
81. Sari (Jakarta)
82. Senja Susanti (?)
83. shanti Yulianti (Bogor)
84. Siti Baginda (?)
85. Sumiyati (?)
86. Susan (Tangerang Selatan)
87. Susi Anggraeni (Tangerang Selatan)
88. Tanti (Purwakarta)
89. Atin Inayatin (Lampung)
90. Ety (Lampung)
91. Iis Hidayati (Tangerang Selatan)
92. Kiki (Tangerang Selatan)
93. Tia (Bandung)
94. Tini Lasmi (Purwakarta)
95. Titing (Gresik)
96. Umi Kholisoh Nurna (Kendal)
97. Ummu Aqil (?)
98. Uswatun Khasanah (Balikpapan)
99. Ulfatul Firoh (Banyuwangi)
100. Wanti (Bogor)
101. Windi (Riau)
102. Yati (?)
103. Yulia (?)
104. Yuliastri (Kendari)
105. Laely Zuhruf I (Tegal)
106. Zulaiha (?)

 IKHWAN

1. Adeknya AD Tirta (Solo)
2. Aris Munandar (Solo)
3. Ary Indra W (Surabaya)
4. Zainal Arifin (Bekasi)
5. Maulana (Tangerang Selatan)
6. Rizka Irawan (Kudus)
7. Rizky (?)
8. Saepul Rochman (Solo)
9. Suami Ancy (Makasar)
10. Suami Yayah (Karawang)
11. Suami Intan (?)
12. Suami Istanti (?)
13. Suami Maya (?)
14. Heru (Bogor)
15. Suami Tafi (Cibinong)
16. Suami Widya (Jakarta)
17. Suami Nurul (?)
18. Suami Ria (Bogor)
19. Suami Ririn (Tangerang Selatan)
20. Suami Ulfatul (Banyuwangi)
21. Suami AD Tirta (Solo)

Selasa, 26 April 2016

PARENTING: Waktu yang Paling Tepat untuk Menasehati Anak

Assalamua'laikum wr wb.

Jamaah ummahat yang dicintai Allah. Alhamdulillah pagi ini saya diberi kesempatan untuk memberikan materi Parenting Islami kembali. 

Jamaah ummahat yang hebat, semoga Allah senantiasa memayungi keluarga kita semua dengan cinta dan kasih sayangnya. Aamiin

Pada pagi ini insyaAllah kita akan sama-sama belajar tentang bagaimana Rosulullah mendidik Anak. Seringkali kita sebagai orangtua dibuat geleng-geleng kepala terhadap perilaku anak yang susah diberikan nasehat ataupun sebatas mendengarkan perkataan kita. Ternyata Rosulullah yang kita cintai mempunyai cara atau metode menyampaikan nasehat dengan melihat waktu yang tepat, sehingga apa yang kita arahkan dalam nasehat tersebut dapat dengan mudah diterima oleh anak-anak. Rosulullah juga menyampaikan suatu rahasia kepada seorang anak ditengah perjalanan agar dia mengingatnya.
 
Jamaah Online sweet ummi yang berbahagia, adapun waktu-waktu yang tepat tersebut adalah :

1) Dalam perjalanan

Rosulullah pernah mencontohkan memberikan nasehat kepada Ibnu Abbas R.A. pada saat Mereka melakukan perjalanan. Perjalanan dapat dengan berjalan kaki ataupun naik kendaraan. Pengarahan ini tidak dilakukan ditempat yang tertutup tetapi di udara terbuka ketika jiwa si anak dalam keadaan siap menerima pengarahan dan nasehat. Rosulullah juga menyampaikan suatu rahasia kepada seorang anak ditengah perjalanan agar dia mengingatnya.

2) Pada waktu makan

Pada saat anak-anak makan sering kali mereka melakukan kebiasaan-kebiasaan yang tidak seharusnya mereka lakukan yaitu mengenai adab dan tata cara makan yang benar. Dalam kesempatan inilah sangat penting bagi orangtua untuk mendampingi anak-anaknya pada saat makan. Di sanalah orangtua dapat menjelaskan tentang adab pada saat makam. Selain itu, pada saat makan inilah salah satu waktu yang tepat untuk memberikan pengarahan kepada anak-anak.

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Umar bin Abi Salamah R.A. ia berkata:
"Aku masih anak-anak ketika berada dalam pengawasan Rosulullah saw. Tanganku bergerak ke.sana ke mari dari nampan makNan. Ros ulullah saw bersabda kepadaku, 'Hai anak kecil, ucapkanlah basmallah makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah yang ada dihadapanmu.' Sejak saat itu begitulah caraku makan."

3) Waktu anak sakit

Sakit itu dapat melunakkan hati yang keras pada orang dewasa. Apalagi pada anak-anak yang hatinya masih lembut dan mudah menerima. Anak kecil ketika sakit, ada dua keutamaan yang terkumpul padanya untuk meluruskan kesalahan-kesalah dan perilakunya bahkan keyakinannya, yakni keutamaan fitrah anak dan keutamaan lunaknya hati ketika sakit. Rosulullah pernah melakukan hal ini. Beliau pernah menjenguk seorang anal Yahudi yg sedang sakit dan mengajaknya masuk Islam.
 
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Anas RA ia berkata:
"Seorang anak Yahudi yang menjadi pelayan Nabi saw sakit. Nabi SAW mnjenguknya beliau duduk dekat kepalanya dan bersabda kepadanya, "Masuk islamlah engkau" Dia melihat ke arah bapaknya yang saat itu juga berada di sana. Si bapak berkata, "Turutilah Abul Qasim" Maka diapun masuk Islam. Nabi Saw pergi sambil berdoa "Segala puji bagi Allah yang Telah menyelamatkannya dari api neraka."

Demikianlah ketiga waktu utama yang Tepat untuk kedua orangtua dalam memberikan pengarahan kepada anaknya dan membangun kepribadiannya. Semoga dengan 3 waktu yang tepat tadi anak-anak kita dapat lebih mudah menerima nasehat-nasehat kita yang bernilai kebaikan-kebaikan. Sehingga mereka juga tumbuh dengan kebaikan-kebaikan itu dan kelak akan menjadi pribadi muslim yang tangguh yang akan berjuang untuk agama Allah. Aamiin

Saya tutup kajian online ini dg lafadz Hamdallah. Alhamdulillahirrobbil A'lamiin.

Saya mohon ampun kepada Allah dan mohon maaf kepada para jamaah online apabila terdapat kesalahan pembahasan. 

Wassalamua'laikum warrohmatullahi wabaromatuh...

Selamat beraktivitas bersama keluarga di hari libur.

*Ustadzah Ityanu Rahmatin

PARENTING: Menyusun Visi dan Misi Keluarga

 Assalamualaikum wr wb.

Mari kita awali dg ucapan basmalah...

Bismillahirrahmannirahim...

Materi parenting sebelumnya diakhiri dg hal-hal yg kita lakukan ketika bayi baru lahir.

Jamaah Sweet Ummi yg dirahmati Allah, materi saya lanjutkan tentang menyusun visi dan misi keluarga. Bagi sbagian pasangan suami istri mungkin ada yang sudah menyusun visi dan misi keluarga ketika awal menikah,  tapi ada pula yang menysunnya ketika sudah mempunyai anak, bahkan ada juga yang keluarga yang tidak punya visi dan misi ๐Ÿ˜…๐Ÿ˜… Tentunya kita sebagai keluarga muslim, akan mnyusun visi dan misi berdasarkan Al Qur'an dan hadits. Sehingga apapun yang diprogramkan dalam keluarga muslim adalah untuk mencapai keridhoan Allah yaitu dengan cara menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Dalam Surat At-Tahrim, ayat 6 disebutkan

ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ู‚ُูˆุง ุฃَู†ูُุณَูƒُู…ْ ูˆَุฃَู‡ْู„ِูŠูƒُู…ْ ู†َุงุฑًุง
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka"
 
Ayat  tersebut bisa menjadi dasar dalam menyusun visi bagi keluarga muslim. Seorang suami sekaligus ayah haruslah manusia yang bertaqwa. Karena dialah nahkoda yang akan membawa bahtera keluarganya, sementara istri dan anaknya adalah penumpang yang harus dijaga keselamatannya jiwa dan raganya. Seorang ayah adlah penanggungjawab utama sbuah keluarga. 

Seorang ibu juga harus wanita orang yang bertaqwa, karena dari buaian tangannya seorang anak akan memproleh pendidikan yang pertama. Seorang ibu adalah sekolah yang pertama bagi anak-anaknya ( al ummu madrasatul ula). Ayah dan ibu harus mempunyai visi yang sama. Agar nantinya dapat menentukan cara-cara pencapain visi keluarga. Visi keluarga inilah yang akan menunjukan mau dibawa kemana bahtera keluarga kita. Visi inilah tujuan dari sebuah keluarga. Dengan visi keluarga, hidup sebuah keluarga akan menjadi lebih terarah dan teratur.
 
Jamaah Sweet Ummi yang penuh cinta, ketika kita telah menyusun visi, kita akan melanjutkannya dengan menentukan misi-misi sebagai usaha dalam pencapaian visi keluarga. Ayah dan ibu mempunyai hak yang sama dalam menentukan misi-misi apa saja yang akan dirancang. Buatlah beberapa misi-misi yang sudah disepakati bahkan bila perlu buat dalam bentuk catatan sehingga bisa menjadi reminder keluarga. Usahakan misi-misi ini dibuat dan disepakati dengan sukarela termasuk disetujui oleh anak-anak kita.

Visi dan misi sudah kita susun. Awali dengan bismillah dalam melaksakannya dan gantungkan segalaNya kepada Allah pemilik isi dunia agar tetap mengistiqomahkan keluarga kita menjalankan visi dan misi keluarga. Salah satu visi dan misi keluarga adalah memuat tentang pendidikan anak. Pendidikan anak bukan hanya tanggung jawab ibu saja, akan tetapi peran ayah dalam dalam pendidikan anak ternyata sungguh-sungguh sangat penting.  Ibu-ibu mungkin sering mendengar tentang sebuah Kalimat Negri Tanpa Ayah. Kalimat ini memang benar adanya, tidak sedikit anak-anak di sekitar kita yang punya ayah tapi seolah-seolah tak punya ayah. Mereka miskin perhatian si ayah. Mereka miskin pertemuan fisik dengan si ayah. Karena banyak ayah berpikir bahwa mereka adalah mesin pencetak uang tanpa tanggung jawab yang lain. Padahal dialog di dalam Al Qur'an antara ayah-anak ada 14 kali, ibu dan anak ada 2 kali, dan 1 dialog anak dengan orangtua tanpa nama, seluruhnya tersebar dalam 9 dalam Al Qur'an. Itu artinya justru ayahlah yang seharusnya berpotensi lebih banyak berkomunikasi dengan anak. 

Ibarat burung terbang, dia butuh 2 sayap. Sayap itu adalah kedua orangtuanya. Sehingga jangan sampai ada ketimpangan pemenuhan kebutuhan dari ayah dan ibu. Sedikit saya mengulang satu point yang pernah dibahas pada kajian sebelumnya bahwa anak tidak memilih kita sebagai orangtua. Kita yang menginginkan kehadirannya dalam kelurga kita. Dan Allahlah yang memilihkan putra-putri yang kita miliki sekarang. Kita punya tanggung jawab besar untuk menjalankan amanah tersebut. Termasuk bagaimana kita memberikan pendidikan kepada anak. Pendidikan yang kita berikan kepada anak jangan sampai keluar dari visi dan misi yang sudah kita buat.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat. Selamat menyusun visi dan misi keluarga bagi yg belum dan selamat istiqomah menjalakan visi dan misi keluarga bagi yang sudah menyusunnya. Semoga Allah selalu memudahkan langkah kita dalam menjalankan aktivitas di dalam keluarga. Aaminn...

Kita ucapkan hamdallah bersama-sama.

Alhamdulillahirrobil a'lamin...
Wassalamua'laikum Warohmatullahi Wabarokatuh...
๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š
*Ustadzah Ityanu Rahmatin

KAJIAN: Syarat Sah Syahadat Al Mahabbah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
 
Secara bahasa al mahabbah adalah cinta. Maksudnya ialah kecintaan terhadap segala hal yang diperintahkan oleh Allah. Ikrar kita, penuhanan kepada Allah, hendaknya menjadikan cinta sebagai landasan dalam setiap ibadah yang harus kita lakukan. Para ulama' mendefiniskan ibadah dengan melakukan perintah-perintah Allah dengan cinta.

Ketika seorang yang mencintai Allah, maka ia akan sangat tenang dalam sholatnya, ia sangat ringan untuk mengeluarkan zakatnya, ia akan sangat terobsesi dengan setiap amalan-amalan kebaikan yang disunnahkan Allah. Rasa cinta akan Allah ini tidak bisa dibuat-buat, karena ucapan cinta kepada Allah yang kita lafalkan lewat lidah kita akan terbaca oleh prilaku kita. Jika kita justru merasa terbebani dengan semua perintah Allah maka kecintaan yang kita ikrarkan lewat penuhanan hanya kepada Allah adalah satu kebohongan.

Satu kisah sangat menarik saat Rasulullah selalu saja mengingatkan Bilal untuk segera berazan mendirikan sholat begitu waktu sudah masuk waktu sholat. Rasulullah berseru kepada Bilal, "Arihni bisholah yang Bilal,"dan Rasulullah beberapa kali mengulanginya. Hingga akhirnya Bilal bergegas beradzan kemudian didirikanlah sholat. Seruan Rasulullah "Arihni bissholah ya Bilal ... rehatkan aku dengan sholat ya Bilal, bahagiakan aku dengan sholat ya Bilal."

Aktifitas duniawi bagi Rasulullah sangat menjemukan dan membosankan, serta sangat membebani. Hal yang bisa menjadikan ia fresh kembali, berenergi kembali, bahagia kembali, adalah sholat. Ia begitu suka cita saat waktu sholat datang, itu artinya beliau akan segera melakukan satu perbuatan yang ia sangat cintai. Berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan dan dilakukan oleh orang-orang munafik, yang syahadatnya tidak bisa melahirkan kecintaan kepada Allah dan ibadah kepadaNya. Mereka enggan untuk mewujudkan ikrar syahadatnya dalam bentuk ibadah dengan penuh kecintaan, mereka tinggalkan sholat, mereka akan mencari segala alasan untuk mereka seakan dibenarkan saat meninggalkan ibadah dan ketaatan kepada Allah, pekerjaan mereka jadikan alasan untuk meninggalkan kewajiban sholat, menutup aurat, dan sebagainya.

Allah berfirman, membuka kedok orang-orang munafik dalam satu ayat.
"Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali” (QS  An Nisaa’: 142).

Dan ringan beratnya suatu ibadah, terbebani ataupun tidak, itu tergantung oleh sugesti tauhid mereka yang ada dalam ikrar syahadat kita. Jika sugesti keimanan kita tinggi, maka semuanya akan ringan, kecintaan dan harapan dalam ibadah yang ia lakukan mampu menepis segala bujuk rayu setan untuk kita meninggalkan ibadah itu, atau minimal mengalihkan orientasi ibadah kita, pengalihan orientasi ibadah dari Allah kepada mahkhluk, adalah riya', dan riya' ini akan menjerumuskan kita ke dalam kesyirikan khofie dan ternodanya kemurnian syahadat kita.

Beberapa pekan lalu saya betemu dengan seorang relawan kemanusiaan yang hidup di Suriah beberapa tahun terakhir ini, peperangan yang terjadi disana ternyata memanggil jiwa para muslimin dan mukminin untuk ikut memperjuangkan ummat Islam yang terdolimi di Suriah. Beliau bercerita, suatu ketika saat beliau sholat, beliau bersebelahan dengan seorang yang wajahnya bukan wajah Arab Suriah. Selepas sholat, mereka mengobrol dan ternyata pria itu adalah orang Perancis. Seorang pria Perancis yang belum lama masuk Islam, lalu ia terpanggil oleh penderitaan yang dialami saudara sesama muslim di Suriah. Akhirnya, ia kumpulkan penghasilan kerjanya, ia kuras semua uang tabungannya, ia jual barang-barang yang bisa ia jual. Untuk apa? Untuk membiayai jihad di Suriah. 

Ia sadar medan jihad bukanlah pantai yang akan memberikannya pemandangan ombak yang indah. Ia sadar bahwa bumi jihad adalah bumi dimana nyawa dipertaruhkan, tubuh cacat untuk selamanya bisa dialami oleh para mujahidin akibat serangan bom ataupun terpaan peluru. Dan bahkan ketika ditanya, pria Perancis ini tidak ingin kembali ke Perancis lagi sampai ia syahid di medan jihad Suriah.

Mari kita lihat, begitu senangnya ia menghabiskan semua hasil kerja yang ia dapatkan, tabungan ia kuras, ia tinggalkan keluarga dan negaranya, demi apa? Demi jihad membela kehormatan ummat Islam yang terinjak injak oleh musuh-musuh Allah. Apa yang membuat ia begitu suka cinta dalam menyambut jihad ini? Apa yang membuat ia begitu ringannya melangkahkan kaki menuju medan jihad ini? Jawabnya adalah mahabbah ... kecintaan untuk taat kepada Allah yang lahir dari ikrar syahadat yang ia yakini.

Cinta inilah yang akan menjadikan seorang mujahid tersenyum ditengah kilatan peluru peperangan, cinta inilah yang menjadikan seorang muslim selalu ingin selalu ke masjid karna disana ia akan bertemu dengan Allah dalam sholatnya, cinta inilah seorang muslimah akan dengan bangga mengatakan " aku muslimah dan aku berhijab", cinta inilah yang menjadikan seorang istri untuk selalu taat kepada suaminya, cinta inilah yang akan menjadikan seorang muslim terbanggung ditengah malam untuk sholat sunnah menemui tuhannya, walaupun makhluk seisi dunia terlelap dalam tidur. Dan masih banyak lagi kisah teladan dengan tokoh para kekasih Allah yang mereka mencintai Allah melebih segalanya.

Seorang shohabiah yang begitu mencintai Allah dan RasulNya, bernama Nusaibah, saat gemuruh pasukan Islam berangkat meninggalkan kota madinah untuk berjihad di gunung uhud, yang saat itu sedang tertidur langsung terbangun, lalu membangunkan sang suami dengan membisikan dengan lembutkan ke telinga suaminya yang sedang tertidur bahwa pasukan jihad Rasulullah sedang berangkat. Mendengar bisikan istrinya, Said ( suami shohabiah Nusaibah ) bergegas bangun, dengan suka cita ia siapkan peralatan jihadnya, kudanya, dan bahkan shohabiah Nusaibah sempat berpesan kepada suaminya untuk tidak akan pulang sebelum menang.

Ia adalah muslimah yang mencintai Allah di atas segalanya, panggilan jihad ia jadikan sebagai momen untuk mempertegas ikrarnya bahwa ia siap untuk melepaskan siapa saja ataupun apa saja yang ia miliki untuk agama Allah, dan suaminyapun tidak mau kalah, ia begitu juga menjadikan Allah puncak atas segala cintanya. hingga akhirnya ia berjihad dan syahid.

Itulah cinta ... Mahabbah, menjadi sugesti ketaatan yang sulit ditemui pembandingnya. Semoga Allah membantu kita semua untuk menjadikan Allah semata kecintaan kita, menjadikan dunia remeh temeh yang ditinggalkan. Salah satu cara untuk menimbulkan kecintaan kepada Allah adalah dengan mengenal Allah, keagunganNya, kemahasempurnaanNya, keluasan rahmadNya, pengampunanNya, rizkiNya kepada kita semua. Semakin dalam kita mengenal Allah, maka kita akan semakin sadar betapa agungNya Allah dan betapa kerdilnya kita manusia yang tidak punya apa-apa. Semakin kita mengenal Allah, maka semakin dalam juga kecintaan kita kepadaNya. Mengenal Allah inilah yang biasa kita sebut dengan ma'rifatullah.

Wallahu a'lam, mungkin sampai disini dulu kajian sore kita, semoga bermanfaat, jika ada hal yang perlu didiskusikan.. dipersilahkan..

 Wassalamu'alaikumwarahmatullahi wabarakatuh.

*Ustadz Fata Fauzi,Lc

KAJIAN: Syarat Sah Syahadat Al Ikhlas

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jamaah yang berbahagia, materi kali ini masih meneruskan syarat sempurnanya syahadat. Kita sudah membahas Al Fahmu, kemudian Al Yaqinu, kemudian Al Qobulu, kemudian Al Inqiyadu, dan terakhir kita mendiskusikan Ash Shidqu, dan In syaa Allah malam ini kita akan membahas syarat selanjutnya yaitu Al Ikhlashu.

Secara bahasa al ikhlashu ( ุงู„ุฅุฎู„ุงุต ) bermakna murni, tidak tercampur. Dalam kaitannya dengan syahadat kita adalah hendaknya ikrar syahadat kita, bahwa tiada tuhan selain Allah, akan melahirkan sebuah keyakinan akan ketuhanan Allah tanpa ada sedikitpun kesyirikan yang menodainya. Semua bentuk penuhanan, penyembahan, penghambaan, permohonan, pengorbanan hanya diarahkan untuk menuju Allah, untuk beribadah kepadaNya, mendapatkan ridhoNya, dalam rangka ketataan kepadaNya, bukan karena yang lain, atau karna Allah dan juga karna selain Allah. Kemurnian inilah yang dimaksudkan dengan ikhlash dalam bersyahadat.

Allah berfirman: "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus." (QS. Al Bayyinah:5)

Dan ini menjadi dasar ketauhidan kita kepada Allah, yaitu mengesakan Allah, tanpa menyertakan yang lain selain Allah dalam penghambaan, penuhanan, ibadah, atau menuhankan selain Allah dengan cara mengabaikan Allah dan mendahulukan selain Allah. Penyertaan ketaatan, penghambaan dan penyembahan kepada selain Allah bersama dengan Allah ada kesyirikan. Hampir seluruh ritual dari kepercayaan selain ketauhidan adalah bentuk lain kesyirikan dimana para pengikutnya menyembah tuhan terbesar bersama dengan tuhan-tuhan lainnya yang dianggap sebagai bagian dari tuhan-tuhan yang mereka yakini.

Agama Kristen meyakini ada tuhan bapa, yang mereka yakini sebagai tuhan terbesar dan teragung, namun selain itu ada tuhan ruh qudus, dan tuhan anak. Ini kesyirikan. Jika saja mereka tidak menambahkan tuhan anak dan ruh qudus, maka mereka bertauhid kepada Allah. Hindu dan Budha, mereka meyakini banyak dewa sebagai pengatur alam semesta. Mereka menuhankan para dewa tersebut dan ini adalah kesyirikan. 

Jika saja ada seorang muslim, ia menyembah Allah melalui sholatnya, segala ibadah yang ia lakukan namun disisi lain ia juga masih meyakini adanya kekuatan selain kekuatan Allah yang mengatur laut, ia mempunyai keyakinan ada penguasa gunung yang mengatur gunung-gunung, kekuatan itu bisa mengendalikan dan menentukan kapan gunung itu meletus, hingga mereka melakukan ritual untuk memohon agar mereka diselamatkan dari letusan gunung, atau mereka melakukan ritual agar kekuatan itu menahan gunung-gunung itu untuk tidak meletus, maka seorang muslim yang seperti ini telah jatuh kepada kesyirikan, karna ia telah menuhankan sosok lain selain Allah bersama Allah.

Ketauhidan dan syahadatnya telah tercoreng kemurniannya oleh kesyirikan yang ia lakukan, dan ini merupakan kesyirikan yang jelas, syirik jalli. Tidak ada yang mengendalikan laut kecuali Allah, tiada yang mengendalikan gunung, gurun, awan, angin, api dan semua makhluknya di alam semesta ini kecuali Allah. Untuk itu tidaklah pantas seorang muslim yang berikrar “tiada tuhan selain Allah” masih saja takut kepada selain Allah, karna semua dalam kendali Allah. Jikapun semua makhluk di alam semesta ini bersatu untuk mencelakaan seseorang, maka hal itu tidak akan pernah terjadi jika Allah tidak menghendaki, dan tidaklah aman seorang yang dibela dan dilindungi oleh semua makhluk di langit dan bumi jika Allah mentakdirkannya untuk celaka.

Selain syirik jalli ( kesyirikan yang jelas) ada juga kesyirikan yang samar ( syirik khofie). Hal ini sering terjadi namun kita tidak menyadarinya. Seorang yang melakukan satu ibadah karna ingin mendapatkan pujian dari makhluk, sedangkan ibadah itu hendaknya hanya murni untuk Allah, yang diharapkan dalam setiap ibadah adalah pujian dari Allah, penilaian dari Allah, pahala dari Allah, maka ia telah melakukan kesyirikan tersamar, karna ia telah memposisikan makhluk di posisi Allah. Banyak diantara kita yang masih saja lebih mementingkan dunia, mengabaikan Allah. Ia berikrar bahwa tuhan itu hanya Allah semata, namun ia lebih patuh kepada panggilan kerjanya hingga mengabaikan hak Allah, ia lebih mencintai hartanya dari pada kecintaannya kepada Allah, ia tidak sanggup untuk berpisah jauh dari keluarganya tapi ia justru jauh meninggalkan Allah, ini semua adalah bentuk dari penuhanan kepada selain Allah yang sering tidak nampak oleh mata dan juga jarang terdeteksi oleh hati, maka ia disebut dengan syirik khofie. 

Syirik khofie akan menjadikan segala amal ibadah yang telah dilakukan menjadi sia sia, karna Allah maha pencemburu, ia tidak sudi disamakan dengan makhluknya, ia tidak sudi menerima ibadah yang motivasinya bukan karna ia semata, ia akan meninggalkan segala ibadah yang masih ada selain Allah disana.

Jamaah yang berbahagia, mungkin sampai disini dulu untuk material Al Ikhlas. Semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikumwarahmatullahi wabarakatuh.

*Ustadz Fata Fauzi,Lc

Senin, 21 Maret 2016

KAJIAN: Syarat Sah Syahadat-As Shidq

Bismillahirrahmanirahim.

Assaalamu'alaikumwarahmatullahi warabarakatuh.

Ibu-ibu, jamaah kajian online yang dirahmati Allah, saya mohon maaf jika kajian kali ini waktunya agak merepotkan-sebelum subuh-hal ini karna dari kemarin-kemarin saya tidak bisa hadir untuk menyampaikan materi, tadi malam selepas Isya' saya rencanakan untuk bisa memberikan kajian, namun terkendala oleh laptop yang bermasalah. Dan ini saya mencoba membuka laptop dan ternyata bisa aktif. Walaupun mungkin ibu-ibu tidak bisa sepenuhnya bisa mengikuti karna masih istirahat, namun nanti bisa dibaca setelah adanya kesempatan.

Jamaah yang berbahagia, kajian terakhir kita membahas al inqiyad. Setelah kita membahas Al Inqiyad maka syarat selanjutnya adalah As Shidq. ุงู„ุตุฏู‚. Secara bahasa As Shidq sering kita artikan dengan jujur. Kalimat jujur dalam Bahasa Indonesia adalah jika ada satu kondisi A lalu kita ceritakan apa adanya, tanpa penambahan, pengurangan, pokoknya A kita ceritakan A maka itu jujur. Namun kata As Shidq dalam Bahasa Arab, sebagaimana yang kita inginkan dalam pembahasan ini bermakna lebih luas. Yaitu kesesuaian dua hal dalam satu perkara, seperti kesesuaian hati dengan perbuatan. Kesesuaian iman dengan prilaku. Kesesuaian antara ilmu dan amal. Kesesuaian antara bathin dan lahir. Hal ini disinggung dalam QS Al Ahzab ayat 23. Yang artinya: "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya)." Atau dalam hadits: “Tidak seorangpun yang bersaksi bahwa tidak ada Ilaah (tuhan) yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah jujur dari hatinya, kecuali Allah telah mengharamkannya masuk neraka”. (HR. Bukhari) Artinya adalah kita akan dikatakan jujur dalam syahadat kita jika kita mampu mewujudkan prilaku dhohir sesuai dengan keimanan yang telah kita yakini dalam hati. Jika prilaku kita masih saja berselisihan dengan keimanan yang kita ikrarkan maka syahadat kita telah kehilangan sifat As Shidq nya. Kita tidak jujur lagi, dan bahkan bisa saja kita akan masuk dalam kelompok orang-orang munafik yang diceritakan kepada Allah mereka mengikrarkan secara lisan keimanan kepada Rasulullah, namun dibekan Rasulullah dan di belakang orang-orang mukmin mereka justru memusuhi Rasulullah dan ummat Islam.

Kejujuran dalam syahadat ini akan membawa segala prilaku seorang muslim lurus dan sesuai dengan syahadat yang ia yakini. Lisannya berkata dengan kalimat yang sesuai dengan nilai-nilai keimanan yang ada dalam hatinya. Prilakunya sesuai dengan nilai syahadat yang telah masuk kedalam hatinya. Sebagaimana bisa kita lihat contoh fenomenal dalam diri para sahabat, seperti sahabat Abu Bakar. Kejernihan prilakunya mencerminkan kekuatan imannya. Apapun yang disampaikan oleh Rasulullah ia terima, ia imani, ia yakini, dan ia wujudkan dalam prilaku. Dan begitu juga kita temukan kejujuran yan dilakukan oleh Ka'ab bin Malik saat beliau tidak ikut dalam rombongan jihad yang dipimpin Rasulullah. Sepulang dari medan jihad Rasulullah langsung ke masjid dan orang-orang yang tidak ikut serta dalam jihad itu mendatangi Rasulullah. Orang-orang munafik yang memang dari awal membenci Islam namun mereka menampakkan seakan-akan beriman kepada Rasulullah, mereka datang lalu menyampaikan alasan mereka, tentunya alasan yang mereka buat adalah alasan dusta. Namun Rasulullah tidak menghukum mereka, walaupun Rasulullah tahu bahwa mereka telah berdusta dalam semua alasan yang mereka sampaikan. Giliran Ka'ab bin Malik, beliau berkata kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, andai saja aku mau, aku bisa saja membuat alasan-alasan sebagaimana mereka (orang-orang munafik) melakukannya. Kemudian engkau memaafkanku, tapi Allah maha tahu atas semuanya, maka aku tidak akan menutupi segala kesalahanku ini dengan alasan-alasan dusta. Aku tidak punya udzur sehingga aku tidak ikut berjihad kali ini." Ka'ab bin Malik jujur, beliau tidak membuat buat alasan atas kealpaan beliau pada jihad ini. Walaupun beliau tahu bahwa Rasulullah akan tidak senang dengan kealpaan ummat Islam dari seruan jihad. Akhirnya Ka'ab bin Malik dihukum oleh Allah dengan diisolasi hingga puluhan hari oleh Rasulullah dan semua sahabat kala itu. Tentu berat diisolasi, tidak disapa, tidak ditegur, tidak diajak ngobrol tidak di perhatikan oleh orang yang kita cintai, dan selama ini kehidupan mereka begitu dekat. Sebagaimana kita tahu bahwa kehidupan ummat Islam kala itu bagaikan keluarga. Namun demi kejujuran, Ka'ab bin Malik siap menerima semuanya. Dan akhirnya berbuah manis. Taubatnya diterima oleh Allah. Dan bahkan taubat Ka'ab bin Malik ini diabadikan dalam Al Qur'an oleh Allah SWT.

Sebagai kesimpulan hendaknya syahadat kita benar-benar meresap dalam hati dan melahirkan prilaku yang sesuai dengan syahadat tersebut.: Sebuah teko yang berisi teh hanya akan mengeluarkan teh. Jika teko itu berisi kopi, maka akan mengeluarkan kopi. Itulah syahadat yang mempunyai muatan As Shidq. Namun jika teko yang kita isi dengan kopi mengeluarkan teh. Itulah kemunafikan. 

Jika kita mengaku beriman, namun justru tidak senang dengan Islam, membenci syariat-syariat Islam, bisa jadi kita sudah dimasuki sifat kemunafikan. Kejujuran syahadat kita terkikis atau bahkan hilang. 

Ibu-ibu jamaah kajian online. Mungkin untuk pembahasan As Shidq kita cukupi, waktu sudah hampir jam 7, saya juga harus bersiap-siap untuk menuju aktifitas wajib lainnya. Semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

*Ustadz Fata Fauzi,Lc

Jumat, 11 Maret 2016

TJ: Hukum Dropship Dalm Jual-Beli Online.



TANYA:

Assalamualaikum wr wb. Maksud dari hadist ini apa mba ?
Hakim bin Hizam pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ูŠَุฃْุชِูŠู†ِูŠ ุงู„ุฑَّุฌُู„ُ ูَูŠَุณْุฃَู„ُู†ِูŠ ุงู„ْุจَูŠْุนَ ู„َูŠْุณَ ุนِู†ْุฏِูŠ ุฃَุจِูŠุนُู‡ُ ู…ِู†ْู‡ُ ุซُู…َّ ุฃَุจْุชَุงุนُู‡ُ ู„َู‡ُ ู…ِู†ْ ุงู„ุณُّูˆู‚ِ ู‚َุงู„َ ู„َุง ุชَุจِุนْ ู…َุง ู„َูŠْุณَ ุนِู†ْุฏَูƒَ

“Wahai Rasulullah, ada seseorang yang mendatangiku lalu ia meminta agar aku menjual kepadanya barang yang belum aku miliki, dengan terlebih dahulu aku membelinya untuk mereka dari pasar?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak ada padamu.” (HR. Abu Daud no. 3503, An Nasai no. 4613, Tirmidzi no. 1232 dan Ibnu Majah no. 2187. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih).

Bagaimana hubungannya dengan dropship? Afwan masih bingung ๐Ÿ˜… Ada yg bilang 'dropship itu haram. Bagaimana itu Teh Arin? ๐Ÿ˜ณ

JAWAB: 

Waalaikumsalam wr wb. Kalo dropship kan wakil mba. Mewakili gitu lho. Dan itu tidak bertentangan. Aqad mewakili itu boleh.


TANYA 2: 

Lalu bedanya dg reseller bagaimana?

JAWAB 2:

Bai'ussalam. Menjual barang dengan menyebut sifatnya dan barang itu belum ada. Atau kata lainnya belum ready stock.

Contoh:
Saya mau jual tanah, tapi sebetulnya tanahnya ga ada, saya ga punya tanah. Jadi ketika ditanya detail tanahnya, saya tidak bisa menjelaskan. Beda dg DS. Kalo DS sifatnya penjual 2 mewakili penjual 1.

Contoh lagi:
Saya mau jual burung lovebird, tapi burungnya belum ditangkap. Nah ... seperti ini yg tidak boleh. Mba Titing, saya mau tau donk, ulama mana yg mengharamkan dropship? ๐Ÿ˜Š๐Ÿ™ Mau tanya dalilnya yg dipake ๐Ÿ˜Š
Barangkali ada perbedaan pendapat. Atau semacam ikhtilaf ulama. Kalo Reseller kan ada yg nyetock mba. Tidak smua reseller itu melakukan DS. ๐Ÿ˜Š

*Ummi Ghazaa

TJ: Tentang Aqad Jual-Beli.



TANYA:

Assalamualaikum wr wb. Mohon dijelaskan mengenai aqad jual beli, khususnya dalam jual beli di online shop. Terima kasih.

JAWAB:

Waalaikumsalam wr wb. Awalnya kami ingin menjelaskan tentang Aqad Jual Beli ya. Bentuk Aqad Jual Beli:
1. Perkataan.
2. Perbuatan.

Contoh Perkataan:
X: Saya jual barang ini padamu.
Y: Saya terima barang ini darimu.

Contoh Perbuatan:
Penjual menyerahkan barang2 yang dipesan.
Pembeli menerima barang2 yg dipesan dengan menyerahkan uang dengan jumlah yg ditentukan atau disepakati. 

Diperbolehkannya Aqad dalam bentuk perbuatan salah satu alasannya karena Kebiasaan. Ketika Pembeli menyerahkan uang dan Penjual menyerahkan barang. Maka itu sudah berarti kedua2nya ridho.

“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al Baqarah: 275).
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Rabbmu” (QS. Al Baqarah: 198)
 “Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memilki hak khiyar (membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang” (Muttafaqun ‘alaih)
 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka (saling ridho) di antara kalian” (QS. An Nisa’: 29)

Nah, klo dropship itu kan sesuai kesepakatan Penjual 1 dan Penjual 2, maka itu sesuai dg aqad Perkataan.
Seharusnya Penjual 2 harus mengetahui dg baik bahwa Penjual 1 tsb amanah (bisa dipercaya mengenai barang dagangannya), sehingga barang yg nanti nya sampai ke Pembeli bisa sesuai dg yg sebenarnya diinginkan oleh Pembeli tsb.

TANYA 2: 

Nah, seperti jual beli online ya. Terkadang pembeli tertarik dengan gambar yang dijual tapi setelah ditangan beberapa ada yang kecewa, entah karena bahannya or ukurannya. Nah, kalo seperti itu misal saya sebagai penjual yang sebagai agen aja yang terkadang jualan cuma bermodal katalog dan belum tahu persis barang dagangannya itu gimana?

JAWAB 2:

Contohnya begini mba, misalnya kita jual gamis, dan posisi kita Penjual 2, kemudian dg bermodalkan gambar kita mengiklankan gamis tsb, nah pasti ketika ada Pembeli yg bertanya kita akan menjelaskan, mulai dari ukurannya, bahan kainnya serta kualitas jahitannya (butik/konveksi), nah ... jika semua pertanyaan tsb bisa kita jelaskan sesuai dg kondisi gamis tsb, maka setidaknya Pembeli sudah mengetahui kondisi gamis tsb. 

Biasanya ada Pembeli yg minta Real Pict. Kita sebagai Penjual 2 bisa memintanya juga ke Penjual 1. Sayangnya jika Penjual 1 tidak jujur, maka korban sebenarnya adalah Penjual 2. Jika Pembeli merasa tidak sama dg yg digambar, bisa ditanyakan bagian yg mananya yg tidak sama. Apakah yg dicomplain si Pembeli sudah termasuk yg kita jelaskan sebelum fix order. Jika yg dicomplain sudah kita jelaskan sebelum fix order, maka masalah bukan ada di kita sebagai Penjual 2. Kecuali yg dicomplain adalah yg belum kita jelaskan sebelum fix order. Maka sebaiknya kita membuat kesepakatan ulang dengan Pembeli. Nah ... tinggal Khiyar dwehhh ๐Ÿ˜„

TANYA 3: 

Kalo penjual 1 gak mau kasih real pict gimana teh rin ?

JAWAB 3: 

Sebaiknya ditinggalkan. Kan masih ada Penjual 1 yg lain teh ๐Ÿ˜Š
Khiyar= Memilih
Mau milih melanjutkan Aqad atau Membatalkan Aqad. Kan kadang ada Pembeli yg complain tapi dia bilang "ya udah deh mba ga pa2" nah jadi itu melanjutkan Aqad. Kalo mmbatalkan aqad berrti penjual 2 hrs mengembalikan uang ke pembeli n pembeli mengembalikan barangnya k penjual 2. ๐Ÿ˜Š


TANYA 4: 

Kalo membatalkan aqad, resiko penjual 2 dong, biasanya barang yg sudah dibeli dari penjual 1 tdk bs diretur, entah karena ongkir atau memang peraturan penjual 1 ke penjual 2 barang yg dibeli tdk bs ditukar/dikembalikan.

JAWAB 5: 

Makanya ... pastikanlah penjual 1 amanah. Oke *_* 

*Ummi Ghazaa

TJ: Tentang Bahasa Arab nya orang Nasrani.

TANYA:

Assalamualaikum wr wb. Saya dapat bc dr grup sebelah ustad/ustadzah. Yg mau saya tanyakan:
1. Bagaimana sikap kita,pandangan kita sebagai muslim terhadap hal ini? Ada beberapa kelompok mungkin sangat ekstrim menyikapi hal ini. Kita di ajarkan Rasulullah menghargai,menghormati agama selain Islam. Namun kebanyakan kita yang muslim tak paham dengan bahasa ato tulisan Arab.
2. Bedah ayat surah Al Kafirun ustad , supaya kita tidak salah dalam memahami isi Al Quran. Syukron.

JAWAB:

Waalaikumsalam wr wb.

Pertama: bahasa Arab adalah bahasa Al Quran, namun tidak semua orang Arab adalah muslim, dan bukan berarti bahasa Arab adalah bahasa milik orang Islam yang jika ada orang menggunakan bahasa Arab untuk menulis sesuatu yang tidak Islami maka kita tentang. Jika ada kalimat yang menjadi simbol dan karakter islam baik dalam bahasa Arab ataupun bahasa lain, kemudian dilecehkan maka itu kita wajib untuk bereaksi untuk menjaga kehormatan islam. 

Di beberapa negara Arab, seperti Mesir, Palestina, Yordan, Lebanon, banyak disana kita temukan orang nasrani atau yahudi, dan mereka semua adalah orang-orang Arab yang memang lahir dari suku Arab, namun mereka tidak menerima Islam dan tetap dengan keyakinan nasrani ataupun yahudi. Bahkan di Mesir, ada kristen koptik, mereka meyakini bahwa kristen yang mereka anut adalah kristen yang berasal dari Qibti, bangsa dimana Nabi Musa berasal. Dan salah satu istri Rasulullah ada yang berasal dari suku ini, suku Qibti, yaitu Mariah Qibtiah, tapi Mariyah Qibtiah ini menjadi istri Rasulullah dan menjadi muslimah. Namun sampai saat ini masih banyak dari mereka yang tetap kristen. Artinya orang Arab juga ada yang tidak islam. Dan saya yakin jika kita membuka injil mereka, pasti berbahasa Arab, lalu apakah kita memaksa mereka untuk mengganti injil mereka untuk diganti dengan selain bahasa Arab? Tentunya tidak, karna memang mereka adalah orang Arab yang setiap harinya mereka berbahasa Arab. Jadi hemat saya, kita jangan terlalu sensitif dengan semua hal yang ditulis dengan tulisan Arab, jika ada injil, atau mungkin syair yang ada di injil lalu dicetak dan dipublikasikan dengan bahasa Arab, itu hak mereka, kecuali jika mereka mencatut simbol dan juga tulisan-tulisan yang memang menjadi karakter keIslaman lalu mereka belokkan, mereka pelintir ke makna yang mengarah ke agama kristen, atau mereka lecehkan, kita tidak boleh diam, itu namanya pelecehan. Semasa saya kuliah dulu, saya pernah membaca buku karya Karl Mark, sosialis, tapi dalam edisi Arabnya, ditulis dalam bahasa Arab, dan itu saya temukan di perpustakaan kampus saya dulu. Sedangkan sosialis, komunis dan sebagainya tentunya tidak sesuai dengan konsep Islam.

Kedua, sebenarnya ini justru tamparan buat kita sebagai umat Islam yang ternyata tidak faham bahasa Arab. Al quran dan hadits nabi, yang menjadi rujukan kita berIslam, semuanya menggunakan bahasa Arab. Jika kita sekarang tidak bisa membedakan mana tulisan Arab yang merupakan ayat Al Qur'an atau hadits nabi, dan mana tulisan Arab yang berisikan ayat injil, maka itu artinya kita tidak kenal dengan Al Qur'an dan hadits nabi. Ketidak kenalan kita membuat kita tidak bisa membedakannya. Seorang yang dihadapkan pada dua hal yang berbeda sebenarnya, namun dia tidak bisa membedakanny, maka dipastikan bahwa ia tidak kenal masing-masing dari dua hal tersebut atau bahkan memang sama sekali buta atas keduanya. Artinya kita ummat Islam namun jauh dari tuntunan kita, tidak tahu siapa dan apa panutan kita.

Kita harus banyak belajar. Ketiga : Islam berkembang, dari hanya sekitar 80 orang mukmin yang berhijrah dari Makkah ke Madinan, lalu terus berkembang. Hampir semua orang Madinah menerima Islam, lalu meluas ke Mesir, ke Syam, Persia, bahkan akhirnya menembus selat yang memisahkan Maroko dan Eropa dan memimpin eropa tidak kurang dari 7 abad di spanyol. Itu semua bukan karna Islam selalu datang dengan kebencian, kecurigaan, dan semacamnya. Tapi islam datang dengan cinta, merangkul, kasih sayang, dan jauh dari dendam dan saling curiga. Dulu manusia mereka lebih beradab, lebih berpendidikan, lebih maju, lebih toleran, lebih religius dengan Islam, makanya mereka berbondong-bondong masuk Islam. Dan untuk itu, segala hal yang bertentangan dengan itu, kecurigaan, kebencian dan semacamnya terhadap ummat lain tidak menjadi Islam nampak indah di pandangan manusia. Walaupun tetap, ada batasan yang harus tetap dijaga sebagai benteng kemurnian cara beragama kita yang tentunya berbeda dengan apa yang mereka yakini dan lakukan, dan itu dengan jelas dipaparkan dalam surat Al Kafirun. Untuk artinya dari setiap ayat dalam surat Al Kafirun dipersilahkan ibu-ibu semua untuk membuka Al Qur'an terjemah.

Adapun asbabun nuzul surat Al Kafirun itu terkait dengan tawar menawar yang disampaikan oleh orang- orang kafir kepada Nabi Muhammad. Disebutkan dalam satu riwayat bahwa orang orang kafir mendatangi Rasulullah untuk memberikan tawaran harta, jika memang Rasulullah mau harta yang banyak, atau pangkat, jika memang Rasulullah mau menjadi pemimpin maka mereka akan mengangkat beliau sebagai pemimpin mereka, atau jika Rasulullah mau, maka mereka menawarkan wanita tercantik di jazirah Arab untuk dinikahkan dengan rasulullah.. sebagai gantinya mereka meminta rasulullah untuk menghentikan dakwah beliau. Dalam riwayat lain disebutkan tawaran ini disampaikan oleh orang-orang musyrik kepada nabi melalui perantara paman nabi yaitu Abu Thalib. Lalu Rasulullah menjawab, jangan kan itu semua, jika saja mereka akan memberikan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, niscaya aku tidak akan pernah menghentikan dakwahku. Lalu turun surat Al Kafirun.

Dan dalam riwayat lain disebutkan mereka bernegosiasi dengan Rasulullah bagaimana jika mereka ikut menyembah Allah Tuhannya ummat Islam setahun, lalu setelah itu Rasulullah dan ummatnya ikut mereka menyembah berhala setahun dan terus bergantian seperti itu agar sama-sama bisa menyatu dan tidak perlu berbenturan. Kemudian turunlah surat Al Kafirun yang menjelaskan batas-batas ketauhidan, dimana bahwa seorang muslim tidak akan menyembah Tuhan orang-orang musyrik (berhala) dan begitu juga sebaliknya, orang-orang kafir tidak perlu menyembah Allah, Tuhan orang-orang mukmin.

Inilah ketegasan dalam aqidah. Namun dalam interaksi keseharian, Rasulullah memberikan contoh bahwa Rasulullah sangat menghargai orang-orang diluar Islam, sebagaimana kita akan temukan bagaimana perlakuan dan prilaku Rasulullah kepada mereka yang memang tidak memusuhi Islam. Rasulullah sangat menghargai mereka, dengan batasan-batasan yang tidak menjadikan Islam kabur dan bercampur dengan kerancauan konsep ketuhanan di luar islam.

Wallahu a'lam.

*Ustadz Fata Fauzi,Lc