Snow

Senin, 21 Maret 2016

KAJIAN: Syarat Sah Syahadat-As Shidq

Bismillahirrahmanirahim.

Assaalamu'alaikumwarahmatullahi warabarakatuh.

Ibu-ibu, jamaah kajian online yang dirahmati Allah, saya mohon maaf jika kajian kali ini waktunya agak merepotkan-sebelum subuh-hal ini karna dari kemarin-kemarin saya tidak bisa hadir untuk menyampaikan materi, tadi malam selepas Isya' saya rencanakan untuk bisa memberikan kajian, namun terkendala oleh laptop yang bermasalah. Dan ini saya mencoba membuka laptop dan ternyata bisa aktif. Walaupun mungkin ibu-ibu tidak bisa sepenuhnya bisa mengikuti karna masih istirahat, namun nanti bisa dibaca setelah adanya kesempatan.

Jamaah yang berbahagia, kajian terakhir kita membahas al inqiyad. Setelah kita membahas Al Inqiyad maka syarat selanjutnya adalah As Shidq. الصدق. Secara bahasa As Shidq sering kita artikan dengan jujur. Kalimat jujur dalam Bahasa Indonesia adalah jika ada satu kondisi A lalu kita ceritakan apa adanya, tanpa penambahan, pengurangan, pokoknya A kita ceritakan A maka itu jujur. Namun kata As Shidq dalam Bahasa Arab, sebagaimana yang kita inginkan dalam pembahasan ini bermakna lebih luas. Yaitu kesesuaian dua hal dalam satu perkara, seperti kesesuaian hati dengan perbuatan. Kesesuaian iman dengan prilaku. Kesesuaian antara ilmu dan amal. Kesesuaian antara bathin dan lahir. Hal ini disinggung dalam QS Al Ahzab ayat 23. Yang artinya: "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya)." Atau dalam hadits: “Tidak seorangpun yang bersaksi bahwa tidak ada Ilaah (tuhan) yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah jujur dari hatinya, kecuali Allah telah mengharamkannya masuk neraka”. (HR. Bukhari) Artinya adalah kita akan dikatakan jujur dalam syahadat kita jika kita mampu mewujudkan prilaku dhohir sesuai dengan keimanan yang telah kita yakini dalam hati. Jika prilaku kita masih saja berselisihan dengan keimanan yang kita ikrarkan maka syahadat kita telah kehilangan sifat As Shidq nya. Kita tidak jujur lagi, dan bahkan bisa saja kita akan masuk dalam kelompok orang-orang munafik yang diceritakan kepada Allah mereka mengikrarkan secara lisan keimanan kepada Rasulullah, namun dibekan Rasulullah dan di belakang orang-orang mukmin mereka justru memusuhi Rasulullah dan ummat Islam.

Kejujuran dalam syahadat ini akan membawa segala prilaku seorang muslim lurus dan sesuai dengan syahadat yang ia yakini. Lisannya berkata dengan kalimat yang sesuai dengan nilai-nilai keimanan yang ada dalam hatinya. Prilakunya sesuai dengan nilai syahadat yang telah masuk kedalam hatinya. Sebagaimana bisa kita lihat contoh fenomenal dalam diri para sahabat, seperti sahabat Abu Bakar. Kejernihan prilakunya mencerminkan kekuatan imannya. Apapun yang disampaikan oleh Rasulullah ia terima, ia imani, ia yakini, dan ia wujudkan dalam prilaku. Dan begitu juga kita temukan kejujuran yan dilakukan oleh Ka'ab bin Malik saat beliau tidak ikut dalam rombongan jihad yang dipimpin Rasulullah. Sepulang dari medan jihad Rasulullah langsung ke masjid dan orang-orang yang tidak ikut serta dalam jihad itu mendatangi Rasulullah. Orang-orang munafik yang memang dari awal membenci Islam namun mereka menampakkan seakan-akan beriman kepada Rasulullah, mereka datang lalu menyampaikan alasan mereka, tentunya alasan yang mereka buat adalah alasan dusta. Namun Rasulullah tidak menghukum mereka, walaupun Rasulullah tahu bahwa mereka telah berdusta dalam semua alasan yang mereka sampaikan. Giliran Ka'ab bin Malik, beliau berkata kepada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, andai saja aku mau, aku bisa saja membuat alasan-alasan sebagaimana mereka (orang-orang munafik) melakukannya. Kemudian engkau memaafkanku, tapi Allah maha tahu atas semuanya, maka aku tidak akan menutupi segala kesalahanku ini dengan alasan-alasan dusta. Aku tidak punya udzur sehingga aku tidak ikut berjihad kali ini." Ka'ab bin Malik jujur, beliau tidak membuat buat alasan atas kealpaan beliau pada jihad ini. Walaupun beliau tahu bahwa Rasulullah akan tidak senang dengan kealpaan ummat Islam dari seruan jihad. Akhirnya Ka'ab bin Malik dihukum oleh Allah dengan diisolasi hingga puluhan hari oleh Rasulullah dan semua sahabat kala itu. Tentu berat diisolasi, tidak disapa, tidak ditegur, tidak diajak ngobrol tidak di perhatikan oleh orang yang kita cintai, dan selama ini kehidupan mereka begitu dekat. Sebagaimana kita tahu bahwa kehidupan ummat Islam kala itu bagaikan keluarga. Namun demi kejujuran, Ka'ab bin Malik siap menerima semuanya. Dan akhirnya berbuah manis. Taubatnya diterima oleh Allah. Dan bahkan taubat Ka'ab bin Malik ini diabadikan dalam Al Qur'an oleh Allah SWT.

Sebagai kesimpulan hendaknya syahadat kita benar-benar meresap dalam hati dan melahirkan prilaku yang sesuai dengan syahadat tersebut.: Sebuah teko yang berisi teh hanya akan mengeluarkan teh. Jika teko itu berisi kopi, maka akan mengeluarkan kopi. Itulah syahadat yang mempunyai muatan As Shidq. Namun jika teko yang kita isi dengan kopi mengeluarkan teh. Itulah kemunafikan. 

Jika kita mengaku beriman, namun justru tidak senang dengan Islam, membenci syariat-syariat Islam, bisa jadi kita sudah dimasuki sifat kemunafikan. Kejujuran syahadat kita terkikis atau bahkan hilang. 

Ibu-ibu jamaah kajian online. Mungkin untuk pembahasan As Shidq kita cukupi, waktu sudah hampir jam 7, saya juga harus bersiap-siap untuk menuju aktifitas wajib lainnya. Semoga bermanfaat.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

*Ustadz Fata Fauzi,Lc

Jumat, 11 Maret 2016

TJ: Hukum Dropship Dalm Jual-Beli Online.



TANYA:

Assalamualaikum wr wb. Maksud dari hadist ini apa mba ?
Hakim bin Hizam pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

يَا رَسُولَ اللَّهِ يَأْتِينِي الرَّجُلُ فَيَسْأَلُنِي الْبَيْعَ لَيْسَ عِنْدِي أَبِيعُهُ مِنْهُ ثُمَّ أَبْتَاعُهُ لَهُ مِنْ السُّوقِ قَالَ لَا تَبِعْ مَا لَيْسَ عِنْدَكَ

“Wahai Rasulullah, ada seseorang yang mendatangiku lalu ia meminta agar aku menjual kepadanya barang yang belum aku miliki, dengan terlebih dahulu aku membelinya untuk mereka dari pasar?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak ada padamu.” (HR. Abu Daud no. 3503, An Nasai no. 4613, Tirmidzi no. 1232 dan Ibnu Majah no. 2187. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih).

Bagaimana hubungannya dengan dropship? Afwan masih bingung 😅 Ada yg bilang 'dropship itu haram. Bagaimana itu Teh Arin? 😳

JAWAB: 

Waalaikumsalam wr wb. Kalo dropship kan wakil mba. Mewakili gitu lho. Dan itu tidak bertentangan. Aqad mewakili itu boleh.


TANYA 2: 

Lalu bedanya dg reseller bagaimana?

JAWAB 2:

Bai'ussalam. Menjual barang dengan menyebut sifatnya dan barang itu belum ada. Atau kata lainnya belum ready stock.

Contoh:
Saya mau jual tanah, tapi sebetulnya tanahnya ga ada, saya ga punya tanah. Jadi ketika ditanya detail tanahnya, saya tidak bisa menjelaskan. Beda dg DS. Kalo DS sifatnya penjual 2 mewakili penjual 1.

Contoh lagi:
Saya mau jual burung lovebird, tapi burungnya belum ditangkap. Nah ... seperti ini yg tidak boleh. Mba Titing, saya mau tau donk, ulama mana yg mengharamkan dropship? 😊🙏 Mau tanya dalilnya yg dipake 😊
Barangkali ada perbedaan pendapat. Atau semacam ikhtilaf ulama. Kalo Reseller kan ada yg nyetock mba. Tidak smua reseller itu melakukan DS. 😊

*Ummi Ghazaa

TJ: Tentang Aqad Jual-Beli.



TANYA:

Assalamualaikum wr wb. Mohon dijelaskan mengenai aqad jual beli, khususnya dalam jual beli di online shop. Terima kasih.

JAWAB:

Waalaikumsalam wr wb. Awalnya kami ingin menjelaskan tentang Aqad Jual Beli ya. Bentuk Aqad Jual Beli:
1. Perkataan.
2. Perbuatan.

Contoh Perkataan:
X: Saya jual barang ini padamu.
Y: Saya terima barang ini darimu.

Contoh Perbuatan:
Penjual menyerahkan barang2 yang dipesan.
Pembeli menerima barang2 yg dipesan dengan menyerahkan uang dengan jumlah yg ditentukan atau disepakati. 

Diperbolehkannya Aqad dalam bentuk perbuatan salah satu alasannya karena Kebiasaan. Ketika Pembeli menyerahkan uang dan Penjual menyerahkan barang. Maka itu sudah berarti kedua2nya ridho.

“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (QS. Al Baqarah: 275).
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Rabbmu” (QS. Al Baqarah: 198)
 “Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memilki hak khiyar (membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang” (Muttafaqun ‘alaih)
 “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka (saling ridho) di antara kalian” (QS. An Nisa’: 29)

Nah, klo dropship itu kan sesuai kesepakatan Penjual 1 dan Penjual 2, maka itu sesuai dg aqad Perkataan.
Seharusnya Penjual 2 harus mengetahui dg baik bahwa Penjual 1 tsb amanah (bisa dipercaya mengenai barang dagangannya), sehingga barang yg nanti nya sampai ke Pembeli bisa sesuai dg yg sebenarnya diinginkan oleh Pembeli tsb.

TANYA 2: 

Nah, seperti jual beli online ya. Terkadang pembeli tertarik dengan gambar yang dijual tapi setelah ditangan beberapa ada yang kecewa, entah karena bahannya or ukurannya. Nah, kalo seperti itu misal saya sebagai penjual yang sebagai agen aja yang terkadang jualan cuma bermodal katalog dan belum tahu persis barang dagangannya itu gimana?

JAWAB 2:

Contohnya begini mba, misalnya kita jual gamis, dan posisi kita Penjual 2, kemudian dg bermodalkan gambar kita mengiklankan gamis tsb, nah pasti ketika ada Pembeli yg bertanya kita akan menjelaskan, mulai dari ukurannya, bahan kainnya serta kualitas jahitannya (butik/konveksi), nah ... jika semua pertanyaan tsb bisa kita jelaskan sesuai dg kondisi gamis tsb, maka setidaknya Pembeli sudah mengetahui kondisi gamis tsb. 

Biasanya ada Pembeli yg minta Real Pict. Kita sebagai Penjual 2 bisa memintanya juga ke Penjual 1. Sayangnya jika Penjual 1 tidak jujur, maka korban sebenarnya adalah Penjual 2. Jika Pembeli merasa tidak sama dg yg digambar, bisa ditanyakan bagian yg mananya yg tidak sama. Apakah yg dicomplain si Pembeli sudah termasuk yg kita jelaskan sebelum fix order. Jika yg dicomplain sudah kita jelaskan sebelum fix order, maka masalah bukan ada di kita sebagai Penjual 2. Kecuali yg dicomplain adalah yg belum kita jelaskan sebelum fix order. Maka sebaiknya kita membuat kesepakatan ulang dengan Pembeli. Nah ... tinggal Khiyar dwehhh 😄

TANYA 3: 

Kalo penjual 1 gak mau kasih real pict gimana teh rin ?

JAWAB 3: 

Sebaiknya ditinggalkan. Kan masih ada Penjual 1 yg lain teh 😊
Khiyar= Memilih
Mau milih melanjutkan Aqad atau Membatalkan Aqad. Kan kadang ada Pembeli yg complain tapi dia bilang "ya udah deh mba ga pa2" nah jadi itu melanjutkan Aqad. Kalo mmbatalkan aqad berrti penjual 2 hrs mengembalikan uang ke pembeli n pembeli mengembalikan barangnya k penjual 2. 😊


TANYA 4: 

Kalo membatalkan aqad, resiko penjual 2 dong, biasanya barang yg sudah dibeli dari penjual 1 tdk bs diretur, entah karena ongkir atau memang peraturan penjual 1 ke penjual 2 barang yg dibeli tdk bs ditukar/dikembalikan.

JAWAB 5: 

Makanya ... pastikanlah penjual 1 amanah. Oke *_* 

*Ummi Ghazaa

TJ: Tentang Bahasa Arab nya orang Nasrani.

TANYA:

Assalamualaikum wr wb. Saya dapat bc dr grup sebelah ustad/ustadzah. Yg mau saya tanyakan:
1. Bagaimana sikap kita,pandangan kita sebagai muslim terhadap hal ini? Ada beberapa kelompok mungkin sangat ekstrim menyikapi hal ini. Kita di ajarkan Rasulullah menghargai,menghormati agama selain Islam. Namun kebanyakan kita yang muslim tak paham dengan bahasa ato tulisan Arab.
2. Bedah ayat surah Al Kafirun ustad , supaya kita tidak salah dalam memahami isi Al Quran. Syukron.

JAWAB:

Waalaikumsalam wr wb.

Pertama: bahasa Arab adalah bahasa Al Quran, namun tidak semua orang Arab adalah muslim, dan bukan berarti bahasa Arab adalah bahasa milik orang Islam yang jika ada orang menggunakan bahasa Arab untuk menulis sesuatu yang tidak Islami maka kita tentang. Jika ada kalimat yang menjadi simbol dan karakter islam baik dalam bahasa Arab ataupun bahasa lain, kemudian dilecehkan maka itu kita wajib untuk bereaksi untuk menjaga kehormatan islam. 

Di beberapa negara Arab, seperti Mesir, Palestina, Yordan, Lebanon, banyak disana kita temukan orang nasrani atau yahudi, dan mereka semua adalah orang-orang Arab yang memang lahir dari suku Arab, namun mereka tidak menerima Islam dan tetap dengan keyakinan nasrani ataupun yahudi. Bahkan di Mesir, ada kristen koptik, mereka meyakini bahwa kristen yang mereka anut adalah kristen yang berasal dari Qibti, bangsa dimana Nabi Musa berasal. Dan salah satu istri Rasulullah ada yang berasal dari suku ini, suku Qibti, yaitu Mariah Qibtiah, tapi Mariyah Qibtiah ini menjadi istri Rasulullah dan menjadi muslimah. Namun sampai saat ini masih banyak dari mereka yang tetap kristen. Artinya orang Arab juga ada yang tidak islam. Dan saya yakin jika kita membuka injil mereka, pasti berbahasa Arab, lalu apakah kita memaksa mereka untuk mengganti injil mereka untuk diganti dengan selain bahasa Arab? Tentunya tidak, karna memang mereka adalah orang Arab yang setiap harinya mereka berbahasa Arab. Jadi hemat saya, kita jangan terlalu sensitif dengan semua hal yang ditulis dengan tulisan Arab, jika ada injil, atau mungkin syair yang ada di injil lalu dicetak dan dipublikasikan dengan bahasa Arab, itu hak mereka, kecuali jika mereka mencatut simbol dan juga tulisan-tulisan yang memang menjadi karakter keIslaman lalu mereka belokkan, mereka pelintir ke makna yang mengarah ke agama kristen, atau mereka lecehkan, kita tidak boleh diam, itu namanya pelecehan. Semasa saya kuliah dulu, saya pernah membaca buku karya Karl Mark, sosialis, tapi dalam edisi Arabnya, ditulis dalam bahasa Arab, dan itu saya temukan di perpustakaan kampus saya dulu. Sedangkan sosialis, komunis dan sebagainya tentunya tidak sesuai dengan konsep Islam.

Kedua, sebenarnya ini justru tamparan buat kita sebagai umat Islam yang ternyata tidak faham bahasa Arab. Al quran dan hadits nabi, yang menjadi rujukan kita berIslam, semuanya menggunakan bahasa Arab. Jika kita sekarang tidak bisa membedakan mana tulisan Arab yang merupakan ayat Al Qur'an atau hadits nabi, dan mana tulisan Arab yang berisikan ayat injil, maka itu artinya kita tidak kenal dengan Al Qur'an dan hadits nabi. Ketidak kenalan kita membuat kita tidak bisa membedakannya. Seorang yang dihadapkan pada dua hal yang berbeda sebenarnya, namun dia tidak bisa membedakanny, maka dipastikan bahwa ia tidak kenal masing-masing dari dua hal tersebut atau bahkan memang sama sekali buta atas keduanya. Artinya kita ummat Islam namun jauh dari tuntunan kita, tidak tahu siapa dan apa panutan kita.

Kita harus banyak belajar. Ketiga : Islam berkembang, dari hanya sekitar 80 orang mukmin yang berhijrah dari Makkah ke Madinan, lalu terus berkembang. Hampir semua orang Madinah menerima Islam, lalu meluas ke Mesir, ke Syam, Persia, bahkan akhirnya menembus selat yang memisahkan Maroko dan Eropa dan memimpin eropa tidak kurang dari 7 abad di spanyol. Itu semua bukan karna Islam selalu datang dengan kebencian, kecurigaan, dan semacamnya. Tapi islam datang dengan cinta, merangkul, kasih sayang, dan jauh dari dendam dan saling curiga. Dulu manusia mereka lebih beradab, lebih berpendidikan, lebih maju, lebih toleran, lebih religius dengan Islam, makanya mereka berbondong-bondong masuk Islam. Dan untuk itu, segala hal yang bertentangan dengan itu, kecurigaan, kebencian dan semacamnya terhadap ummat lain tidak menjadi Islam nampak indah di pandangan manusia. Walaupun tetap, ada batasan yang harus tetap dijaga sebagai benteng kemurnian cara beragama kita yang tentunya berbeda dengan apa yang mereka yakini dan lakukan, dan itu dengan jelas dipaparkan dalam surat Al Kafirun. Untuk artinya dari setiap ayat dalam surat Al Kafirun dipersilahkan ibu-ibu semua untuk membuka Al Qur'an terjemah.

Adapun asbabun nuzul surat Al Kafirun itu terkait dengan tawar menawar yang disampaikan oleh orang- orang kafir kepada Nabi Muhammad. Disebutkan dalam satu riwayat bahwa orang orang kafir mendatangi Rasulullah untuk memberikan tawaran harta, jika memang Rasulullah mau harta yang banyak, atau pangkat, jika memang Rasulullah mau menjadi pemimpin maka mereka akan mengangkat beliau sebagai pemimpin mereka, atau jika Rasulullah mau, maka mereka menawarkan wanita tercantik di jazirah Arab untuk dinikahkan dengan rasulullah.. sebagai gantinya mereka meminta rasulullah untuk menghentikan dakwah beliau. Dalam riwayat lain disebutkan tawaran ini disampaikan oleh orang-orang musyrik kepada nabi melalui perantara paman nabi yaitu Abu Thalib. Lalu Rasulullah menjawab, jangan kan itu semua, jika saja mereka akan memberikan matahari di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, niscaya aku tidak akan pernah menghentikan dakwahku. Lalu turun surat Al Kafirun.

Dan dalam riwayat lain disebutkan mereka bernegosiasi dengan Rasulullah bagaimana jika mereka ikut menyembah Allah Tuhannya ummat Islam setahun, lalu setelah itu Rasulullah dan ummatnya ikut mereka menyembah berhala setahun dan terus bergantian seperti itu agar sama-sama bisa menyatu dan tidak perlu berbenturan. Kemudian turunlah surat Al Kafirun yang menjelaskan batas-batas ketauhidan, dimana bahwa seorang muslim tidak akan menyembah Tuhan orang-orang musyrik (berhala) dan begitu juga sebaliknya, orang-orang kafir tidak perlu menyembah Allah, Tuhan orang-orang mukmin.

Inilah ketegasan dalam aqidah. Namun dalam interaksi keseharian, Rasulullah memberikan contoh bahwa Rasulullah sangat menghargai orang-orang diluar Islam, sebagaimana kita akan temukan bagaimana perlakuan dan prilaku Rasulullah kepada mereka yang memang tidak memusuhi Islam. Rasulullah sangat menghargai mereka, dengan batasan-batasan yang tidak menjadikan Islam kabur dan bercampur dengan kerancauan konsep ketuhanan di luar islam.

Wallahu a'lam.

*Ustadz Fata Fauzi,Lc

PARENTING: Pernikahan



Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamua'laikum warrohmatullahi wabarokatuh😊 

Barisan Ummahat Hebat yang dipenuhi limpahan rahmat. Barisan ummahat pencetak generasi umat semoga selalu taat dan diberi selamat. Aamiin. 

Perkenalkan saya Ityanu Rahmatin, biasa disapa Itya dari sebuah desa terpencil di Sumtera Selatan. Dengan segala keterbatasan sinyal dan ketiadaan listrik saya menerima amanah Teh Arin untuk sama-sama berbagi tentang Parenting Islami. Meskipun merasa diri tak pantas untuk mengemban amanah ini, akan tetapi Bismillah saya niatkan lillahi ta'alaa untuk berbagi dengan para ummahat yang luar biasa di kajian ini. Semoga niat ini diridhoi oleh Allah dan para ummahat di sini. Aamiin.

Para ummahat yang penuh cinta,
Pada kesempatan yang baik ini kajian parenting islami saya awali dengan materi tentang PERNIKAHAN. Kenapa saya mengawalinya dengan materi pernikahan?? Padahal ummahat di sini tentunya sudah melewati momen itu. Ataukah ada yang belum?? Mohon maaf saya tidak sempat menanyakannya.
Pernikahan inilah yang menjadi gerbang utama dalam penerapan Ilmu parenting yang sesungguhnya Islami seperti yang diperintahkan Allah dan di ajarkan rosulnya. Seperti dalam firmanNya yang tertuang dalam Al Qur'an surat An Nahl 72
 وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنْ أَزْوَاجِكُم بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُم مِّنَ الطَّيِّبَاتِ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ

Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?"

Para Ummahat yang dicintai Allah dan Rosulnya, 🌸💐🌷🌹🌻🌺
Mengapa kita perlu menikah??

Pertama, menikah merupakan perintah/anjuran dari Allah dan merupakan sunnah para rosul. Seperti firman Allah dalam surat Ar Rad ayat38
 وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّن قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَن يَأْتِيَ بِآيَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ لِكُلِّ أَجَلٍ كِتَابٌ

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. Bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu).

Kedua, dengan menikah manusia dapat berkasih sayang halal dengan lawan jenis. Padahal sebelum adanya tali pernikahan hubungan lawan jenis adalah haram. 

Ketiga, dengan menikah artinya seorang hamba telah membentengi diri agar tidak terjerumus ke dalam zina yang merupakan salah satu dosa besar.
Firman Allah dalam Surat Al-Isra, ayat 32:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.
Kita sama-sama miris bahkan sampai menangis dengan hal-hal yang ada di sekitar kita. Lihat saja, halalnya poligami malaha dihinakan, haramnya zina mlah dimuliakan. Menikah dengan pasangan sholeh/ah dianggap biasa, tetapi menikah dengan wanita/lelaki yang suka mengumbar aurat dianggap luar biasa. Nau'dzubillahimindzalik.

Ke empat, pernikahan merupakan bentuk kasih sayang Allah terhadap hambaNya.  Firman Allah dalam Al Qur'an surat Ar Rum 21:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
terakhir, buah dari pernikahan adalah lahirnya keturunan-keturunan agar terus berkembangnya umat manusia. Rosulullah juga sangat mendambakan umatnya yang banyak dibanding kaum lainnya.

Hadirnya anak adalah sebuah amanah besar dari Allah. Kita tidak bisa memperlakukan amanah itu dengan seenaknya. Rosul kita sudah banyak mengajarkan cara mendidik anak. Kelak Allah akan menanyakan tentang bagaimana kita dalam mempertanggungjawabkan amanah tersebut.

Para ummahat yang berbahagia,
Pertanyaan selanjutnya adalah dengan siapakah kita harus menikah??
Nabi muhammad saw telah mengajarkan kita tentang hal ini. Nabi mengajarkan bahwa menikahi wanita itu karena 4 hal. Seperti hadits yang diriwayatkan oleh imam bukhari dan muslim dari abu hurairah r.a. yang artinya;
"Seorang wanita dinikahi karena 4 perkara: karena hartanya, karena keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah karena.agamanya, niscaya kamu beruntung.
Hadist ini juga berlaku bagi kaum hawa. Dimana seorang perempuan juga harus memilih calon suami seperti yang diajarkan oleh rosul. 

Dari hadits tersebut saya jabarkan bahwa memilih calon pasangan hidup adalah yang pertama karena hartanya. Harta bisa bisa berbentuk materi/uang. Karena faktor ini juga sangat penting untuk keberlangsungan rumah tangga. Harta berupa materi bisa dilihat dari asal kepemilikannya. Apakah harta itu mmg hasil jerih payah calon suami kita ataukah harta.warisan orangtuanya. Harta juga bisa berupa pencapaian ilmu yang diperoleh atau harta berupa gelar akademik.  Harta juga bisa dijabarkan sebagai kemampuan fisik.seseorang untuk.dapat berikhtiar menafkahi keluarga.

Memilih pasangan hidup juga bisa dilihat dari keturunannya. InsyaAllah jika orangtuanya sholeh akan melahirkan putra/i yang sholeh pula. Akan tetapi, kita tdk dapat sesempit itu dalam memberikan pandangan ini. Karena tidak sedikit juga hamba Allah yang diberikan hidayah oleh Allah meskipun dilahirkan dari keluarga yang jauh dari agama bahkan nonmuslim.

Alasan yang ketiga adalah karena kecantikan/ketampanananya. Saya menjabarkan ini menjadi 2 hal, yaitu:
1)cantik tampan lahiriah/fisik
Hal ini bersifat relatif. Setiap orang melihat sisi yang berbeda dalam persepsinya.
2) cantik tampan batiniah/inner beauty
Inilah kecantikan dan ketampanan yg sesungguhnya. Hal ini merupakan pancaran dari bersahajanya ilmu dan akhlak.yang dimiliki oleh seseorang.
Terakhir.adalah karna Agamanya jika kita mau beruntung. Agama bukan sebatas baju yang dikenakannya. Bukan sebatas pada pandainya seseorang beretorika dakwah agama. Akan tetapi beragama di sini adalah totalitas dalm menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya dalam.setiap waktu dab kondisi. Allag juga memerintahkan kita untuk senantiasa mencintai rosulnya. Sehingga sudh sepatutnya kita mencintai rosulullah dengan mengikuti sunahnya. InsyaAllah jika seorang hamba sdh masuk.islam.secara kaffah mka akan tercermin dari tingkah laku dan perkataaanya.

Para ummahat yang penuh semangat!
Setelah kita sudah menemukan pasangan hidup yg sholeh. Kita tata niat kita sebelum pernikahan. Karena semua amalan tergantung dengan niatnya. Luruskan niat membangun maghligai pernikahan seperti perintah Allah dan ajaran RosulNya. Tidak ada unsur paksaan dari.pihak manapun dan tanpa melalui gerbang perzinaan, dan tidak ada mempunyai niat buruk dalam memulai pernikahan. Semoga dengan kita menata niat, ini akan memberikah kemudahan dalam mengarungi samudra pernikahan. Dan ketentraman dlam sebuah keluarga inilah yang nantinya akan berperan penting dalam mendidik buah cinta pernikahan yang dikaruniakan oleh Allah.

Dan bagi kita yang sudah menikah mungkin saja kita pernah melewati masa salah dlam mengawali sebuah pernikahan. Kita beristghfar kepada Allah dan taubat kpda Allah dengan taubatan Nasuha.
Demikian yag dpat saya smpekan mohon maaf jika ada kesalahan. Yag baik datangnya dari Allah yg salah dari saya pribadi.
Astaghfirullah...

Wassalamua'laikum Warohmatullahi wabarokatuh.

*Ustadzah Ityanu Rahmatin