Assalamualaikum wr wb.
Bagaimana kabar ibu2 sekalian? Semoga selalu dalam rahmat Allah SWT.
Di pekan kemarin kita sudah
membahas Al Fahmu, yaitu kita harus faham dengan makna syahadat itu sendiri. Dan in syaa Allah malam ini kita
akan meneruskan dengan syarat yang ke dua yaitu Al Yaqin.
"Sesungguhnya orang-orang yang
beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Alloh dan
Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad)
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Alloh. Mereka itulah orang-orang yang
benar.” (Al Hujurat: 15)
Dalam ayat di atas Allah
menyampaikan bahwa orang-rang yang beriman adalah orang-orang yang percaya (
beriman) kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak ragu. Artinya kita, sama sekali
tidak meragukan apapun yang dari Allah dan dari Rasulullah SAW. Sebagaimana kita tahu bahwa saat
kita mengikrarkan syahadat kita berikrar beriman kepada Allah, dan hanya kepada
Allah lah kita bertuhan. Dan ini artinya kita yakin apapun yang berasal dari
Allah benar adanya. Dan apapun yang secara mutawatir
( shoheh) diriwayatkan bahwa itu dari Rasulullah, maka kita akan mengimaninya
dan sama sekali tidak ragu sedikitpun akan kebenarannya.
Sebagaimana para sahabat
terdahulu, apapun yang mereka dengar dari Rasulullah, apapun itu, baik itu
berupa ayat Al Quran atau sunnahnya maka mereka tidak akan pernah mencari
alternatif lain untuk menghindarinya. Apapun itu, Al Quran
memerintahkan jihad untuk menegakkan agama, maka kita yakin akan kebenaran
jihad itu. Al Quran berbicara tentang
poligami maka kita yakin bahwa itu benar dari Allah dan wajib kita menerimanya
sebagai hal yang disebutkan dalam Al Quran. Al Quran dan sunnah nabi
mengatakan bahwa ada surga, ada neraka, maka kita wajib membenarkan itu semua,
tanpa meragukannya sama sekali walaupun kita belum pernah tahu. Al Quran dan sunnahnya
menyampaikan bahwa suatu ketika nanti alam ini akan hancur, kiamat, maka wajib
kita membenarkannya, dan seterusnya.
Jadi pembuktian syahadat kita
adalah dengan meyakini segala yang diturunkan Allah sebagai wahyuNya, dan
Sunnah nabi sebagai ajaranNya adalah kebenaran yang tidak terbantahkan lagi. Dan merupakan sebuah keniscayaan
bahwa prilaku seseorang berawal dari keyakinannya. Jika kita temukan seorang muslim,
yang justru meragukan berbagai ajaran Islam maka masalahnya sebenarnya ada di
syahadat mereka. Syahadat mereka hanya sebatas lisan saja, sebatas ucapan
saja, namun mereka justru melihat bahwa apa yang disampaikan oleh Allah dalam
kitabnya adalah hal yang tidak layak untuk diikuti, hal yang tidak seharusnya
dilakukan oleh manusia. Mereka lebih membenarkan dan meyakini konsep lain
selain Islam sebagai kebenaran, hingga mereka memperjuangkannya walaupun itu
jelas-jelas bertolak belakang dengan makna keyakinan yang ada pada syahadat
yang merek ikrarkan. Kita bisa melihat contoh
kesempurnaan syahadat yang penuh keyakinan pada satu kisah luar biasa Abu Bakar
as Shiddik. Beliau adalah seorang yang apapun
yang dikatakan oleh Muhammad, ketika itu, maka beliau akan percaya. Beliau akan meyakininya sebagai
kebenaran.
Saat peristiwa Isra' dan Mi'raj, semua orang mencemooh Nabi Muhammad SAW. Bagi mereka melakukan perjalanan
antara Makkah ke Palestina, lalu ke langit, kemudian kembali lagi ke Makkah,
dalam kurun waktu semalam bahkan kurang dari semalam adalah satu kekonyolan, ketidakwarasan, hingga menyebut Muhammad telah
gila, tidak sehat otaknya dan sebagainya. Hingga orang-orang kafir sengaja
mencari Abu Bakar untuk mencemooh Nabi Muhammad. Tapi begitu mereka
menceritakan hal itu kepada Abu Bakar, Abu Bakar menjawab, jika itu dikatakan
oleh Muhammad, maka aku yakin itu benar. Tidak ada sedikitpun keraguan
bagi Abu Bakar atas apa yang datang dari Rasulullah, dan apapun yang datang
dari Rasulullah adalah wahyu kebenaran dari Allah, dan meragukan kebenaran Nabi Muhammad itu sama saja meragukan kebenaran wahyu Allah, dan meragukan wahyu
Allah berarti meragukan Allah. Jadi keyakinan akan dzat Allah
dan keyakinan akan kebenaran kerasulan Nabi Muhammad, serta kebenaran semua
yang Allah turunkan dan Rasulullah bawa adalah satu paket yang tidak bisa
terpisah.
Ada kelompok manusia yang beriman
kepada Allah tapi tidak beriman kepada Rasulullah SAW. Mereka hanya percaya kepada Al
Quran, namun mereka mengingakari hadits ( sunnah ) Rasulullah SAW. Maka mereka bukan ummat Islam,
karna syahadat mereka kurang. Dan hal ini bukan sekedar
mencoreng kemurnian syahadat mereka namun keyakinan seperti ini membatalkan
syahadat mereka. Karna, jika mereka tida
k percaya
sunnah Nabi atau yang biasanya kita dengar dengan istilah ingkar sunnah, mereka
beralasan bahwa Muhammad adalah manusia biasa yang bisa saja salah, maka sangat
tidak menutup kemungkinan apa yang disampaikan oleh Muhammad adalah salah, maka
demi menghindari kesalahan itu maka mereka sama sekali tidak menjadikan sunnah Nabi sebagai dasar beragama mereka, kemudian mereka hanya mengimani Al Quran.
Sekilas apa yang mereka katakan
nampak benar, namun pemikiran ini salah total. Kenapa? Karna dengan mereka
meragukan kemaksuman ( terjaga dari kesalahan / dan pengawasan dari Allah agar Nabi selalu berjalan dalam koridor kebenaran wahyu) Rasulullah SAW saat itu
juga mereka telah meragukan kebenaran Al Quran. Kenapa? Karna Al Quran turun
kepada Nabi Muhammad, jika Nabi Muhammad sangat memungkinkan melakukan
kesalahan (sebagaimana klaim mereka), maka akan sangat mungkin Nabi Muhammad
lupa akan satu ayat, atau mungkin sengaja tidak menyampaikannya, atau mungkin
sengaja menambahnya demi kepentingan pribadi, dan akhirnya Al Quran menjadi
semacam karya pribadi Muhammad. Dan hal ini tentunya satu
kesesatan yang nyata.
Dengan satu kesimpulan, dua
kalimah syahadat yang kita baca bukanlah satu kelimat kosong, ia harus
bermuatan penuh keyakinan atas makna syahadat tersebut, keyakinan bahwa Allah
satu-satunya Tuhan yang harus disembah dan ditaati serta keyakinan bahwa Muhammad adalah utusanNya yang harus ditaati, adalah dua komponen yang tidak
boleh terpisahkan. Keduanya adalah satu kesatuan keyakinan yang harus diyakini
oleh seorang yang mengaku dirinya sebagai seorang muslim.
Wallahu A'lam...
Wassalamualaikum wr wb.
*Ustazd Fata Fauzi,Lc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar