Assalamualaikum wr wb.
Secara bahasa bermakna patuh
ataupun tunduk. Maksudnya adalah hendaknya
syahadat yang kita ikrarkan akan menjadikan kita selalu terkontrol dan patuh
pada apa yang dimaksud dari syahadat itu sendiri, yaitu patuh kepada makna
keTuhanan yang kita ikrarkan hanya kepada Allah. Dan juga patuh kepada Nabi Muhammad sebagai seorang Rasul yang menjadi suri tauladan dan tuntunan. Tidak akan pernah membantah
kepada apa yang telah digariskan dan diperintahkan oleh Allah, tunduk
sepenuhnya atas segala perintah Allah dan Rasulnya.
Hal ini bisa kita jumpai
contohnya banyak dalam sejarah para sahabat Rasul. Sebagaimana kita ketahui bahwa
sebelum Islam datang, bermabuk-mabukan adalah tradisi dan kebiasaan bangsa Arab
ketika itu. Begitu turun wahyu pelarangan dan
keharaman khomer, tidak satupun sahabat yang membantah, menawar-nawar, tapi
mereka semua langsung patuh dan taat atas ketentuan itu. Mereka buang semua
khomer yang masih tersimpan di dalam rumah mereka, sampai-sampai diceritakan
ketika ayat keharaman khomer turun, jalan-jalan dan parit-parit mengalir
khomer yang ditumbahkan dan dibuang oleh para sahabat ketika itu. Mereka taat dan patuh tanpa
sedikitpun merasa keberatan atas ketentuan Allah yang disampaikan oleh Rasulullah
SAW.
Begitu juga diceritakan seorang
datang untuk mengikrarkan keIslaman kepada Rasulullah SAW, kemudian Rasulullah
bertanya, berapa dia mempunya istri? Lalu orang ini menjawab bahwa ia mempunyai
8 orang istri, kemudian Rasulullah memerintahkaan untuk menahan yang 4 dan
menceraikan sisanya, tanpa bertanya kenapa, sahabat ini taat dan mengikuti apa
yang sudah digariskan oleh Islam bahwa Islam hanya membolehkan seorang muslim
beristri maksimal 4 orang istri dan tidak boleh lebih. Itulah ketaatan dan kepatuhan
kepada apa yang telah ditentukan oleh Allah dan diajarkan oleh Rasulullah.
Tunduk dan patuh adalah dengan
cara menyerahkan diri kepada Allah SWT secara lahir bathin dengan mengamalkan
semua perintahnya dan meninggalkan semua larangannya. Firman Allah swt. Qs.
Lukman 31: 22:"Dan barangsiapa yang menyerahkan
dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya
ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah
kesudahan segala urusan"
Menyerahkan diri sepenuhnya
kepada Allah dan hukum hukumNya. Seorang muslim sejati ia tidak
akan lagi memilih hal lain selain apa yang ditentukan oleh Allah, baik dia
suka atau tidak jika itu sudah menjadi ketentuan Allah, ia akan taat
sepenuhnya.
Siapa yang tidak keberatan dengan
jihad? Nafsu manusia akan sangat keberatan kalau harus berperang dan
mempertaruhkan nyawanya, meninggalkan orang-orang yang dicintainya, jauh dari
kampung halaman, namun karena ia sadar bahwa panggilan jihad adalah panggilan
Allah dan RasulNya maka baginya tidak ada yang patut ia lakukan kecuali
patuh.
Setan tidak akan pernah berhenti
untuk menggoda orang-orang yang taat dan patuh kepada Allah. Ia akan berupaya semaksimal
mungkin untuk menciptakan alasan dan membisikkannya kepada manusia agar ia
membangkang kepada Allah dan RasulNya. Dengan berbagai argumentasi yang
bisa saja nampak sangat benar dan manusiawi, namun pada dasarnya ia telah
terpeleset di jalan licin yang diciptakan oleh setan.
Beberapa kali saya melihat foto
demontrasi untuk mendukung LGBT, dan nampak dari sekian peserta demo beberapa
muslimah yang berjilbab. Mereka tertipu oleh setan yang
meniupkan propaganda kepada mereka, setan hembuskan kedalam jiwa mereka
perasaan perjuangan. Mereka merasa bahwa mereka sedang memperjuangkan
kebenaran dan kemanusiaan, tapi sesungguhnya mereka telah tertipu oleh setan.
Begitulah ketataan dan kepatuhan
kita kepada Allah dan RasulNya. Syahadat yang kita baca setiap saat jangan
sampai hanya menjadi ucapan tanpa ketaatan dan kepatuhan. Takar setiap langkah yang akan
atau bahkan sedang kita jalani dengan ketaatan kepada Allah, lalu tanyakan
kepada diri sendiri, apakah yang kita lakukan ini berupa ketaatan kepada Allah
atau justru pembangkangan terhadap perintah Allah. Benar sekali.. hak Allah diatas
segalanya. Dan hendaknya kiya yakin seyakin-yakinnya bahwa semua ketentuan Allah adalah baik untuk kita.
Tidak satupun syariat Allah akan
menghancurkan kita. Zakat yang diperintahkan Allah
tidak akan pernah memiskinkan seorang hamba. Sholat yang diperintahkan akan
menjaga dan menyehatkan pelakunya. Pernikahan yang sah akan
menjadikan pelakunya semakin tenang dan bahagia. Namun setan akan menawarkan yang
lain yang justru oleh sebagian manusia dinilai lebih baik. Setan menakut-nakuti manusia
dengan kemiskinan hingga ia kikir dengan rizki yang ia terima. Setan membisikkan bahwa sholat
sangat merepotkan dan melelahkan, monoton, selalu dituntut melakukan yang sama
secara berulang-ulang, membosankan, akhirnya ia tidak lagi sholat, ataupun
jika ia tetap sholat, sholat tidak lebih hanya sebatas gerakan tubuh yang sama
sekali tidak diikuti oleh hati.
Setan akan selalu menggoda orang
yang belum menikah untuk berzina. Berbagai alasan setan sediakan, dengan dalih
cinta, dengan dalih sayang, sedangkan disisi lain setan memberatkan hati
mereka untuk menikah. Mereka lebih suka berpacaran dan bebas melakukan apa
yang mereka inginkan, tapi mereka enggan menikah. Dengan alasan biaya yang besar,
khawatir belum mapan, khawatir tidak bisa memberikan nafkah, nampaknya masuk
akal, namun bisa saja ini adalah godaan setan. Atau bagi yang sudah menikah,
setan jadikan kehidupan diluar pernikahan lebih indah, akhirnya mereka
berselingkuh dan berzina dengan orang-orang yang tidak halal bagi mereka. Semoga Allah menganugerahkan
kepada kita semua keistiqomahan untuk taat dan patuh kepada Allah dan dijauhkan dari keterpelesetan
atas umpan umpan setan.
Terimakasih atas perhatian jamaah
semua.
Wassalamualaikum wr wb.
*Ustadz Fata Fauzi,Lc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar