Alkisah
ada seorang anak lelaki yg membatalkan khitbahnya kpda seorang wanita
hingga membuat malu keluarga hanya utk memilih sang kembang desa yg
rupawan. Namun ternyata pilihannya tsb membuat orang tuanya murka.
Sangat amat murka krna nama keluarganya sudah tercoreng. Pernikahan si
anak lelaki dg sang kembang desa tetap berlangsung walaupun tanpa restu
agung dari orang tua si lelaki. Kemudian kehidupan
si lelaki semakin terpuruk ketika mengetahui bahwa sang kembang desa
sangat amat matre, segala sesuatu selalu dinilai dari kaca mata
keduniawian. Hingga mereka memiliki beberapa anak yg sakit2an dan sang
kembang desa yang tak lain tak bukan adalah ibu kandung anak2nya
tersebut tak sudi untuk merawatnya. Sungguh pekerjaannya hanya bergosip
di pasar dan bersolek sedemikian rupa namun sayang bukan untuk suaminya.
Si lelaki merawat ketiga anaknya yg sakit2an sendirian, semakin terpuruk karena tak punya pekerjaan, semakin dijauhi keluarga karena ketika dibantu hanya ocehan kasar yg keluar dari mulutnya. Entah karena frustasi atau bagaimana. Kemudian setelah dirunut permasalahannya, ini semua terjadi karena ketidakridhoan Sang Ibu ... yg semenjak kejadian itu mengutukinya dengan sumpah serapah yg sangat tajam. Si lelaki tak menggubrisnya padahal sudah banyak keluarga yg datang menyapa memberi nasehat ala rupa.
Sekarang Sang Ibu semakin renta. Hanya tinggal tulang terbungkus kulit. Saatnya bertaubat dan meminta ampunan dari Sang Ibu. Namun ternyata belum dilakukan. Dan keburukan2 yg menimpa si lelaki semakin menjadi.
Mudah2an Allah membuka pintu hati si lelaki.
Mudah2an kita semua terhindar dari murka orang tua terutama Ibu.
Apapun Ibu ... Ibu tetaplah Ibu.
Apapun Bapak ... Bapak tetaplah Bapak.
Pun Mertua mu.
Cintailah mereka setulus2nya.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua2nya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali2 janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Al Isra(17):23)
ðŸ˜
*Ummi Ghazaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar