TANYA:
Assalamualaikum wr wb. Ada seorang ibu, dia mempunyai
anak laki2 yang sudah berumah tangga dan masih tinggal bersama dengannya. Setelah 4
tahun mereka menikah, menantu ibu ini selalu menyakiti hati mertuanya (ibu dari
laki2) ini mulai dr mengacuhkan, bicara kasar dll sampai terakhir menantu ini
berani mengambil sesuatu yg berharga punya ibu dan bapak mertuanya. Seringkali si
ibu menasehati anak laki-lakinya untuk belajar mandiri pisah rumah dan
mendidik istrinya. Namun seringkali pula nasehat si ibu di abaikan. Alhasil si
ibu sampai sekarang hanya bisa menangis dan mohon perlindungan sama Allah dengan
sikap anak dan menantunya itu. Bagaimana menyikapi hal seperti ini? Terima kasih.
JAWAB:
Waalaikumsalam wr wb. Saya ingin menyampaikan bahwa
orang tua, apalagi ibu, adalah sosok yang sangat-sangat harus dihormati, di
jaga perasaannya, dibahagiakan, dimintai ridhonya, dan haram menyakitinya. Sebenarnya pengajaran bakti
seorang anak kepada orang tuanya sudah sering sekali disampaikan dalam
setiap kajian, oleh banyak ustadz dan bahkan oleh para orang tua sebagai
wejangan kepada anak-anaknya, namun untuk mengamalkannya, ternyata sedikit yang
mampu.
Dalam kasus yang diceritakan di
atas, saya sangat menyayangkan sikap anak laki-laki dari ibu tersebut, suami
dari sang menantu yang telah berbuat buruk kepada mertuanya yang beliau itu
adalah wanita yang telah melahirkan suaminya. Dalam sebuah hadits shahih, diriwayatkan
bahwa Aisyah Ra bertanya kepada Rasulullah Saw, ”Siapakah yang berhak terhadap
seorang wanita?” Rasulullah menjawab, “Suaminya” (apabila sudah menikah).
Aisyah Ra bertanya lagi, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?”
Rasulullah menjawab, “Ibunya” (HR. Muslim).
Dan perlu disampaikan bahwa Allah
sangat tidak suka, tidak rela, dan akan langsung membalas, jika ada seorang ibu
yang tersakiti oleh anaknya, Allah sangat membenci anak yang dengan tega
menyakiti hati orang tuanya, apalagi ibunya, dan azab yang akan langsung Allah
bayarkan walaupun pelakunya masih hidup, adalah azab bagi prilaku durhaka
kepada orang tua dan itu termasuk dosa besar.
Bahkan Abu Bakar RA, pernah
memerintahkan anaknya untuk menceraikan istrinya karena anaknya nampak sangat
mencintai istrinya hingga selalu lalai dan berat untuk beribadah dan
jihad. Apalagi jika kedurhakaan kepada
orang tua, hal itu lebih besar, maka jika seorang anak tidak bisa taat kepada
orang tuanya, apalagi ibunya karna pengaruh istrinya, bercerai akan lebih
baik. Walaupun perceraian sangat dibenci Allah namun kedurhakaan kepada orang
tua lebih buruk dari perceraian.
Wallahu a'lam.
*Ustadz Fata Fauzi,Lc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar