TANYA:
Assalamualaikum wr wb. Mohon dijelaskan tentang kisah Nabi Yunus, kenapa ia bisa dilemparkan dari kapal Nabi Nuh kemudian dimakan ikan paus? Terima kasih.
JAWAB:
Waalaikumsalam wr wb. Terkait dengan kisah Nabi Yunus
yang disebutkan dalam surat As Shoffat ayat 139 sampai ayat 145. Dan yang pertama disini saya ingin
sampaikan bahwa Nabi Yunus tidak sezaman dengan Nabi Nuh, jadi kapal yang
ditumpangi Nabi Yunus bukan kapal yang dibuat oleh Nabi Nuh.
Dalam buku karangan DR. Syauqi
Abu Khalil, atlas al quran beliau menyebutkan bahwa hasil penelitian para
arkeolog menyebutkan bahwa kejadian banjir besar yang menenggelamkan hampir
semua permukaan bumi terjadi pada tahun kira kira 8600 SM. Dan itu diyakini sebagai kejadian
yang disebutkan dalam al quran sebagai banjir di masa Nabi Nuh. Walaupun Nabi Yunus dan Nabi Nuh
dikisahkan hidup di tempat yang mungkin sama atau tidak berjauhan namun masa
hidup mereka sangat jauh, karena Nabi Yunus hidup di masa sekitar tahun 800 SM. Jadi selisih kehidupan Nabi Nuh
dan Nabi Yunus bisa hampir 7000 tahun. Dengan sebuah kesimpulan bahwa
kapal yang ditumpangi Nabi Yunus bukan kapal Nabi Nuh.
Adapun disebutkan dalam ayat 142
bahwa disitu disebutkan " maka dia ditelan oleh ikan dalam keadaan
tercela", maksudnya adalah itu merupakan
teguran Allah karena sebenarnya Nabi Yunus ditelan oleh ikan besar merupakan
satu kesulitan yang Allah jadikan sebagai ujian kepada Nabi Yunus setelah
beliau meninggalkan kaumnya. Dalam tafsir fathul Qodir, di
jelaskan bahwa ayat ini terkait erat dengan ayat 140 dimana disebutkan bahwa Nabi Yunus meninggalkan kaumnya yang kafir ketika itu seakan sedang lari dari
tugas dakwahnya, yaitu ketika kaumnya mendustakan
dakwahnya, lalu Nabi Yunus mengadukan kepada Allah atas penolakan yang dilakukan
oleh kaumnya, lalu Allah memerintahkan Nabi Yunus untuk memberikan ancaman
kepada kaumnya bahwa jika mereka tidak beriman maka akan di azab oleh Allah. Dan kaumnya ketika menantang Nabi Yunus untuk menyampaikan ke Allah, segera saja diturunkan azab kepada mereka,
dan mereka mengatakan tidak akan takut dengan azab Allah. Namun ternyata Allah tidak segera
menurunkan azabnya, hingga kaumnya mengejek Nabi Yunus, dan mengatakan "Mana
bukti azab yang telah dijanjikan untuk diturunkan kepada kami?", kata mereka. Sampai akhirnya Nabi Yunus
semakin putus asa karena azab Allah yang telah ia sampaikan kepada kaumnya
tidak turun juga. Akhirnya ia meninggalkan kaumnya, ia seakan meninggalkan
medan dakwah yang telah diembankan Allah kepadanya, dan seorang ulama yang
bernama Mubarrid berkata, ketika itu Nabi Yunus layaknya seorang hamba sahaya
yang lari dari tugas tuannya. Lalu Allah memberikan teguran ke Nabi Yunus dengan ditelan oleh ikan besar.
Masih dalam kitab tafsir yang
sama disebutkan kisahnya, yaitu saat Nabi Yunus sedang di dalam kapal, tiba-tiba kapal tergoncang dahsyat, hingga para penghuni kapal sepakat harus ada
yang terjun untuk mengurangi beban kapal dan semuanya bisa selamat, dan tidak
satupun yang mau terjun, akhirnya diundi, dan ternyata nama Yunuslah yang
keluar dalam undian tersebut, dan akhirnya Nabi Yunus terjun dan Allah
mengutus ikan besar untuk menyelamatkannya agar tidak tenggelam dengan cara
menelannya, dan sebagian ulama' tafsir mengatakan bahwa Nabi Yunus berada dalam
perut ikan tersebut selama 40 hari, ada pula yang mengatakan 20 hari dan ada
pula yang mengatakan 3 hari 3 malam. Dan selama itulah Nabi Yunus
menyadari bahwa apa yang ia lakukan dengan meninggalkan dakwah kepada kaumnya
yang telah mendustakannya adalah satu hal yang tidak diperkenankan oleh Allah
dan akhirnya ia banyak beristighfar dan memohon ampun kepada Allah hingga akhirnya
ikan besar tersebut memuntahkan Nabi Yunus ke daratan.
Jadi sebutan tercela dalam ayat
diatas adalah bahwa apa yang dilakukan Nabi Yunus, yaitu meninggalkan dakwah
kepada kaumnya, walaupun kaumnya mendustakannya adalah hal yang dicela oleh
Allah hingga Allah memberikan Nabi Yunus teguran berupa kondisi yang sangat
menyakitkan dimana Nabi Yunus harus hidup di dalam perut ikan selama beberapa
waktu tertentu.
Dan ini adalah sebuah pelajaran
bagi kita semua bahwa, seberat apapun perjuangan untuk memenangkan Islam,
sesulit apapun perjalanan dakwah, sepelik apapun tantangan perlawanan, seorang
muslim, da'i hendaknya tetap sabar dan tidak meninggalkan dakwah. Untuk doa Nabi Yunus, adalah disebutkan dalam
surat al anbiya' ayat 87.
Wallahua'lam.
*Ustadz Fata Fauzi,Lc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar